INFO NASIONAL - Belanja kebutuhan pokok di Kota Surabaya kini semakin mudah. Pemberdayaan dan Ketahanan Ekonomi Nang Suroboyo atau Peken Surabaya sudah bisa diakses masyarakat luas. Beragam produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) maupun Toko Kelontong terdapat di platform tersebut.
Melalui platform berbasis web mobile tersebut, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya berupaya mendongkrak ekonomi kerakyatan warganya. Utamanya, untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah. Salah satu cara dengan mengoptimalkan e-peken untuk mendongkrak transaksi perbelanjaan. Jika sebelumnya, customer e-peken dikhususkan bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkup pemkot, kini bisa diakses masyarakat umum.
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, mengatakan kunci keberhasilan Surabaya bangkit dari keterpurukan ekonomi karena dampak pandemi Covid-19 adalah dengan menggerakkan ekonomi kerakyatan. Sehingga semua kebutuhan di kota itu dapat dipenuhi oleh produk-produk lokal. "Begitu juga dengan para ASN Pemkot dan pelajar SD-SMP di Surabaya. Kebutuhan batik hingga seragamnya juga memakai produk buatan UMKM Surabaya," ujarnya. Bahkan anggaran Barang dan Jasa Pemkot sebesar Rp 5 triliun, sekitar 40 persennya dikerjakan oleh UMKM Surabaya.
Berbagai program yang telah dilakukan Pemkot Surabaya itu, sudah diatur dan sesuai dengan Surat Edaran Bersama (SEB) tentang Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia pada Pengadaan Barang/Jasa di Lingkungan Pemerintah Daerah.
Dalam SEB itu, Menteri Dalam Negeri dan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) telah menetapkan minimal 40 persen alokasi belanja Barang dan Jasa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) harus dikerjakan UMKM.
“Jadi, selama ini yang kita lakukan sudah ditunjang dan sudah sesuai dengan aturan. Sehingga saya memastikan bahwa ekonomi kerakyatan harus berjalan di Kota Surabaya,” kata mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.
Ke depan, Eri Cahyadi akan terus concern mendongkrak ekonomi kerakyatan di Surabaya karena sudah menjadi kewajiban. “Pemerintah fardu ain memberikan intervensi. Itulah tugas pemerintah hadir di tengah-tengah rakyatnya,” katanya.
Terpisah, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Surabaya, M Fikser, mengatakan meski saat ini e-peken masih berbasis web mobile, akan diupayakan agar bisa di-upgrade ke APK Android dan IOS.
"Semoga kehadiran e-peken melalui web mobile ini bisa diketahui masyarakat luas dan bisa belanja di situ sebagai bentuk gotong-royong warga Surabaya. Karena yang berjualan di e-peken juga warga MBR," tutur dia.
Kadiskominfo kelahiran Serui, Papua itu menjelaskan, bahwa transaksi pembelian melalui e-peken bagi ASN dan masyarakat umum memang sedikit berbeda. Untuk ASN, transaksi pembelian wajib mengisi Nomor Induk Kependudukan, sedangkan masyarakat umum cukup menggunakan verifikasi kode pembelian.
Fikser mengajak masyarakat untuk mendukung program ekonomi kerakyatan Surabaya yang salah satunya melalui platform e-peken. "Jadi monggo (silahkan) warga Surabaya. Kami berharap ayo membantu program pemerintah melalui e-peken untuk menggerakkan ekonomi kerakyatan," ujarnya.
Hingga saat ini, sebanyak 1.737 merchant atau pedagang yang sudah terdaftar di e-peken. Terdiri dari 820 toko kelontong, 751 pelaku UMKM, 165 Sentra Wisata Kuliner (SWK) dan 1 Rumah Daging, dengan total 25.225 produk yang tersedia di Peken Surabaya.
Sementara Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah dan Perdagangan Surabaya mencatat, jumlah transaksi yang sudah dilakukan melalui e-peken sejak Juli 2021 hingga 12 April 2022 mencapai Rp 12.754.612.282.
Melalui platform e-peken, warga bisa memilih beragam jenis produk UMKM dan kebutuhan pokok yang tersedia melalui toko kelontong. Cara belanja, langkah pertama dengan mengakses laman peken.surabaya.go.id dan membuat akun baru (jika belum punya) dengan menggunakan email.
Kemudian, dapat memilih toko merchant atau produk yang dekat dengan alamat. Lalu, pilih bayar produk yang akan dibeli melalui QRIS. Terakhir, customer dapat mengambil barang tersebut langsung di toko atau bisa dikirimkan ke alamat pembeli melalui jasa pengiriman.
"Di e-peken tersedia juga produk-produk UMKM, mulai dari fesyen, handycraft hingga kuliner. Jadi, warga bisa memilih ambil produknya di toko langsung atau bisa menggunakan jasa antar dengan ongkos kirim," ujar Fikser.
Bahkan yang terbaru, Fikser mengatakan, e-peken sudah dilengkapi dengan Rumah Daging yang merupakan hasil kerja sama dengan Rumah Potong Hewan (RPH) Surabaya. Dengan demikian, tanpa harus berbelanja ke pasar, warga sudah bisa mendapatkan daging segar dan berkualitas.
Mantan Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya ini menambahkan, pihaknya juga telah mendaftarkan e-peken ke Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa (LKPP) dan saat ini sudah berproses. Artinya, e-peken yang menjadi salah satu platform pemberdayaan ekonomi kerakyatan Surabaya dapat dipertanggungjawabkan.
"Di e-peken ini pemkot tidak ada ambil untung, hanya sebagai regulator untuk memfasilitasi antara Toko Kelontong UMKM dan konsumen. Jadi, tidak ada dana yang dikelola e-peken," kata Fikser. (*)