TEMPO.CO, Jakarta - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah mengatakan pihaknya sudah membahas berbagai skenario pergelaran Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 di Bali pada November 2022 di tengah konflik perang Rusia - Ukraina. Akibat konflik itu, Amerika Serikat dan Ukraina enggan datang ke konferensi jika Rusia hadir di acara tersebut.
Salah satu isu yang mencuat adalah usulan penundaan KTT G20, jika konflik Rusia-Ukraina masih berlanjut. Namun, Faizasyah mengisyaratkan penundaan tidak bisa dilakukan, mengingat KTT G20 bakal digelar di akhir tahun sehingga tak ada waktu tersisa untuk Indonesia.
"Karena 2023 Presidensi G20 akan dipimpin India," ujar Faizasyah saat dihubungi Tempo, Ahad, 17 April 2022.
Lebih lanjut, Faizasyah menjelaskan undangan KTT G20 sudah dibagikan kepada para anggota sejak Februari 2022 atau sebelum perang Rusia - Ukraina terjadi. Selain itu, sebagai Presidensi G20 tahun ini, Indonesia memilki kewajiban mengundang seluruh anggotanya, terlepas dari konflik yang sedang terjadi.
Hal ini menjadi alasan Indonesia tetap mengundang Rusia, walaupun muncul berbagai kecaman dari anggota lainnya.
"Indonesia terus mempersiapkan penyelenggaraan KTT G20 dan beragam pertemuan dalam kerangka G20, utamanya memastikan berlanjutnya pembahasan 3 agenda utama G20 di bawah Presidensi Indonesia. Isu-isu ikutan dari krisis Ukraina, masih terus dikonsultasikan," kata Faizasyah.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bakal hadir di KTT G20 November mendatang. Hal ini diungkapkan Duta Besar Rusia di Jakarta Lyudmila Georgievna Vorobieva,dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu, 23 Maret 2022.
Namun, sejak invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari lalu, negara Beruang Merah itu telah mendapatkan sanksi dari berbagai negara di dunia, terutama Amerika Serikat dan negara-negara Barat. Sanksi yang diberikan tersebut adalah upaya untuk mengisolasi Moskow dari ekonomi global.
Oleh sebab itu, kehadiran Putin di KTT G20 mendapat kecaman dari berbagai negara. Meski begitu, tak semua negara menolak kehadiran Rusia di G20. Cina misalnya, mendukung kehadiran Rusia dalam KTT G20 tersebut.
M JULNIS FIRMANSYAH