TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Nasional Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G), Satriwan Salim, mendorong pemerintah segera memulai penerapan pembelajaran tatap muka atau PTM 100 persen. Alasannya, kasus Covid-19 menunjukan tren penurunan, termasuk positivity rate (PR)yang kini sudah sekitar 7-8 persen. Jika konsisten penurunan kasus dan PR menyentuh 5 persen, P2G menganggap PTM 100 persen bisa dimulai.
"Mengamati kondisi terbaru, P2G mendorong Pemerintah pertimbangkan memulai sekolah PTM 100 persen bertahap, tentu berdasarkan kajian epidemiologis dan data mutakhir," kata dia dalam keterangannya, Jumat, 18 Maret 2022.
Untuk menuju PTM 100 persen, P2G meminta Pemerintah Pusat dan Daerag memperhitungkan dan memetakan perkembangan kasus Covid setidaknya 2 pekam ke depan, sampai awal April.
Termasuk mengamati tren kasus Covid-19 secara global, karena varian Delta-Omicron dan ledakan kasus terbaru di Cina dianggap cukup mengkhawatiekan. Apalagi, tingkat perjalanan wisata dari mancanegara ke Indonesia sudah dipermudah aturannya.
Selanjutnya, P2G juga mengusulkan, sekolah yang dapat melaksanakan PTM 100 persen adalah sekolah yang berada di daerah yang sudah masuk PPKM level 1, sedangkan PPKM Level 2 tetap melaksanakan PTM terbatas 50 persen.
Di sisi lain, P2G juga meminta agar sekolah, guru, orang tua, dan siswa tetap konsisten membiasakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) ketika PTM 100 persen dimulai.
Gerakan Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak atau 3M ditegakkan sebagai kebiasaan yang wajib ditaati dalam PTM 100 persen. Berdasarkan evaluasi mereka, masih banyak yang melanggar disiplin protokol kesehatan di sekolah semua daerah.
Bentuk pelanggaran paling umum terjadi disebutkan, yaitu siswa dan guru tak memakai masker di sekolah; tidak jaga jarak 1 meter di kelas; sekolah ber-AC kelasnya tidak dibuka ventilasinya; kantin sudah beroperasi; tidak periksa suhu dan tidak foto barcode pedulilindungi sebelum masuk sekolah; tidak pakai masker sepulang sekolah; dan siswa nongkrong sepulang sekolah dengan melanggar 3M.
Laporan itu disebut berasal dari jaringan guru P2G di Aceh, Batam atau Kepulauan Riau, Medan, Tanah Datar, Padang Panjang, Agam, Pandeglang, Cilegon, Jakarta, Bogor, Garut, Depok, Bekasi, Tasikmalaya, Situbondo, Blitar, Bima, Ende, Berau, hingga Penajam Paser Utara.
"Perlu disadari betul, 3M dijadikan AKB, ini kunci PTM yang sehat dan aman. Jika tidak, sekolah akan terus PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh), orang tua dan guru pasti enggak mau," tegas Satriawan.
Baca: Minta PTM 100 Persen Diterapkan Kembali, KSP Khawatir Ujian Online Tak Maksimal