TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) perwakilan Sulawesi Tengah, Dedy Askari, mengungkap temuan terbaru soal insiden penembakan demonstran penolak tambang emas di Tinombo Selatan, Parigi Moutong. Peristiwa itu membuat satu orang demonstran tewas tertembak.
Selain penembakan, kata Dedy, menurut laporan ada banyak bentuk kekerasan yang terjadi kepada para demonstran. Mulai dari yang matanya mengeluarkan darah akibat kena pukulan atau dipukul aparat kepolisian. Bahkan informasi yang diterima Komnas HAM berdasarkan penuturan keluarga korban, ada satu orang saat di Polres Parigi Moutong dipukul dengan batu bata.
“Dengan bata merah oleh anggota polisi di Polres Parimo, hingga hampir semua gigi bagian depan rontok,” ujar Dedy saat dihubungi pada Jumat, 18 Februari 2022.
Hanya saja, Dedy melanjutkan, puluhan korban itu sampai sekarang belum berhasil ditemui. Karena mereka itu lari meninggalkan kampung. Sebab hampir setiap waktu aparat kepolisian diduga datang mencari dan mengejar mereka.
Sementara, Dedy berujar, terhadap keluarga yang ditemui, aparat meninggalkan pesan dengan narasi penuh ancaman dan tekanan. Kekhawatiran warga semakin memuncak ketika Kamis, 17 Februari, pergi ke Kantor Polres Parigi Moutong bermaksud hendak mengambil sepeda motor mereka yang ditinggal di lokasi unjuk rasa.
Motor-motor itu diangkut ke Kantor Polres usai massa aksi bubar. “Mereka beramai-ramai ke kantor Polres hendak mengambil motor, tapi oleh anggota Polres digiring semuanya ke ruang pemeriksaan untuk diperiksa dan dilakukan penahanan hingga hari ini,” ujar Dedy.
Selain itu, Dedy mendapatkan kabar pada Kamis siang langsung dari Kadiv Propam Mabes Polri, Irjen Ferdy Sambo terkait dengan pelaku penembakan. “Pelaku penembakan Erfaldy atau Aldi adalah anggota Polisi berpakaian sipil atau preman,” ujar dia saat dihubungi pada Jumat sore, 18 Februari 2022.
Erfaldy atau Aldi merupakan salah satu demonstran penolak tambang emas PT Trio Kencana di Parigi Moutong. Dia berasal dari Desa Tada, Kecamatan Tinombo Selatan, Sulawesi Tengah, yang tewas tertembak saat pembubaran massa aksi pada Sabtu, 12 Februari 2022. “Hanya saja, Irjen Ferdy Sambo tidak menyebutkan siapa nama anggota polisi yang dimaksud,” tutur Dedy.
Sementara ketika dikonfirmasi secara terpisah terkait dengan perkembangan penembakan di Parigi Moutong, Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, mengatakan belum bisa memberikan informasi terbaru. “Nanti bila hasilnya sudah ada kami update,” kata dia.
Baca: Komnas HAM: Penembak Demonstran di Parigi Moutong Polisi Berpakaian Preman