Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

4 Jurnalis Perempuan Berada di Garda Terdepan Pers Indonesia

Reporter

image-gnews
Wartawati senior, Herawati Diah. dok.TEMPO
Wartawati senior, Herawati Diah. dok.TEMPO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum kemerdekaan Indonesia, profesi jurnalis banyak dilakukan kaum pria. Padahal, dalam sejarahnya terdapat banyak perempuan yang berkiprah di dunia jurnalisme. Bahkan, saat ini telah banyak jurnalis-jurnalis perempuan tanah air. Najwa Shihab adalah salah satu di antara jurnalis perempuan terkenal hingga memiliki acara sendiri di stasiun televisi.

Dalam sejarah, terdapat beberapa tokoh jurnalis perempuan yang memiliki pengaruh besar terhadap sejarah Indonesia bahkan disebut sebagai pahlawan nasional.

Kisah 4 Jurnalis Perempuan

Empat tokoh itu di antaranya, Rohanna Koeddoes, SK Trimurti, Herawati Diah, dan Ani Idrus.

  1. Rohanna Koeddoes

Rohanna Koeddoes atau Rohana Kudus adalah seorang jurnalis perempuan pertama Indonesia. Ia juga pendiri surat kabar perempuan pertama, Soenting Melajoe. Perempuan kelahiran 20 Desember 1884 itu juga merupakan seorang aktivis emansipasi wanita. Ia mendirikan sekolah kerajinan Amai Setia untuk pribumi putri yang mengajarkan keterampilan.

Meski tidak mengenyam bangku pendidikan formal lantaran saat itu ia lahir di zaman Kartini, namun perempuan asal  Padang, Sumatera Barat itu sangat rajin belajar. Melalui bahan bacaan yang dibawakan oleh ayahnya yang seorang pegawai Pemerintah Belanda, Rohanna menguasai materi dan mampu menulis, membaca, hingga fasih mempelajari beberapa bahasa.

Kiprah Rohanna dalam bidang jurnalistik pun tidak berhenti pada Soenting Melajoe. Ia pindah ke Medan pada 1920 dan bekerjasama dengan Satiman Harahap memimpin redaksi Perempuan Bergerak.

Pada 7 November 2019 Rohanna Koeddoes dianugerahi gelar pahlawan nasional oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan, untuk mengenang jasanya, wajah Rohanna sempat terpampang di halaman utama mesin pencarian Google dalam doodle setahun sekali mulai tahun 2021.

  1. SK Trimurti

Soeratri Karma Trimurti atau S.K. Trimurti dikenal sebagai seorang wartawati Indonesia. Tulisannya yang terkenal tajam dan cenderung berani, sering menimbulkan kecurigaan Pemerintah Belanda saat itu. Ia pernah mendekam di penjara Blitar hingga 1943 karena memuat artikel yang berkampanye anti imperialisme dalam majalah Pesat.

Awal mula ia mengenal dunia tulis menulis adalah dari Soekarno. Ketika berusia 20 tahun, perempuan kelahiran 11 Juli 1912 itu rajin mendengar orasi presiden pertama RI dan membuatnya ingin bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo).

Trimurti mulai mengenal dunia jurnalistik pada saat Partindo berkampanye lewat surat kabar Suluh Indonesia Muda dan Fikiran Rakjat. Perempuan asal Boyolali Jawa Tengah itu pun kemudian memilih melanjutkan pengalamannya di bidang jurnalistik dengan mengirim tulisan-tulisannya ke surat kabar Berdjoang yang berkantor di Surabaya.

Ia begitu cinta pada dunia jurnalistik. Sejak tahun 1935 Trimurti banyak menerbitkan majalah dan surat kabar. Mulai dari Bedug, Terompet, Suara Marhaeni, hingga majalah Pesat.

  1. Herawati Diah
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikenal sebagai tokoh Pers Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Perempuan kelahiran 3 April 1917 itu mengenyam pendidikannya di Europeesche Lagere School (ELS) di Salemba, Jakarta. Kemudian melanjutkan pendidikan ke Negeri Sakura, Tokyo, Jepang. Perjalanan karir Siti Latifah Herawati atau Herawati Diah sebagai jurnalis bermula ketika dirinya menjadi stringer pada usia yang ke 22 di United Press International (UPI) sebuah kantor berita di Amerika Serikat.

Lalu, ia melanjutkan menjadi wartawan dan menikah bersama teman satu profesi yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Burhanuddin Moehamad Diah atau BM Diah. Menikah dengan BM Diah menjadikannya dipanggil Herawati Diah. Kemudian, pasangan itu menerbitkan Harian Merdeka.

Bahkan, Herawati juga memimpin dua majalah yaitu Merdeka yang terbit setiap minggu dan majalah Keluarga titipan ibunya. Herawati mengembuskan napas terakhirnya pada usia yang ke-99 pada 30 September 2016 di Rumah Sakit Medistra, Jakarta.

  1. Ani Idrus

Ani Idrus adalah seorang wartawati senior yang mendirikan Harian Waspada bersama suaminya H. Mohamad Said pada 1947. Perempuan kelahiran Sawahlunto, Sumatera Barat, 25 November 1918 itu memulai profesi sebagai wartawan pada 1930 dengan menulis majalah Panji Pustaka Jakarta. Berdasarkan sumber tertulis, ia juga banyak menerbitkan majalah-majalah lainnya.

Ani Idrus sempat menjabat sebagai Pemimpin Redaksi Harian Umum Nasional Waspada, Majalah Dunia Wanita, dan Edisi Koran Masuk Desa sejak 1969 dan berlangsung hingga tiga tahun selanjutnya.

Sebagai wartawati senior, ia juga turut mendirikan dan membina organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Beragam penghargaan pun diperolehnya semenjak dirinya menjadi seorang wartawan perempuan. Misalnya, Ani Idrus menerima anugrah Satya Penegak Pers Pancasila dari Menteri Penerangan RI pada tahun 1988. Ia juga menerima penghargaan sebagai wartawan yang masih aktif mengabdikan diri di atas usia 70 tahun. Dan, masih ada beberapa penghargaan lain.

Itulah beberapa tokoh jurnalis perempuan yang memiliki beragam pencapaian dan jasa besar bagi dunia jurnalistik Indonesia. Terbukti bahwa tidak hanya laki-laki, kaum perempuan juga tidak kalah hebat. Kiprahnya dalam memperjuangkan suara masyarakat turut membantu publikasi perjuangan Tanah Air di masanya.

RISMA DAMAYANTI 

Baca: Unesco: Tiga Perempat Jurnalis Perempuan Alami Kekerasan secara Daring

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Ragam Pendapat Soal Implikasi RUU Penyiaran terhadap Kebebasan Pers

1 hari lalu

Ilustrasi jurnalis, jurnalisme, wartawan, dan reporter. TEMPO/Imam Yunianto
Ragam Pendapat Soal Implikasi RUU Penyiaran terhadap Kebebasan Pers

Pakar mengingatkan konsekuensi hukum dari RUU Penyiaran, yang dapat meningkatkan risiko kriminalisasi terhadap jurnalis.


Tolak Draf Revisi UU Penyiaran, PWI Soroti Peran KPI yang Lebih Super Power dari KPK

3 hari lalu

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu (tengah), bersama Wakil Ketua Dewan Pers Muhammad Agung Dharmajaya (kiri) dan Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli (kanan) saat memberikan keterangan pers soal RUU Penyiaran di Gedung Dewan Pers, Selasa, 14 Mei 2024. Dewan Pers bersama konstituen menolak beberapa aturan baru dalam draf Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang tengah dibahas Badan Legislasi DPR. TEMPO/M Taufan Rengganis
Tolak Draf Revisi UU Penyiaran, PWI Soroti Peran KPI yang Lebih Super Power dari KPK

Draf revisi UU Penyiaran menyebut KPI bisa menyelesaikan sengketa jurnalistik khusus di bidang penyiaran.


Kritik Dewan Pers, PWI, dan AJI terhadap Draf RUU Penyiaran

3 hari lalu

Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu (tengah), bersama Wakil Ketua Dewan Pers Muhammad Agung Dharmajaya (kiri) dan Anggota Dewan Pers Arif Zulkifli (kanan) saat memberikan keterangan pers soal RUU Penyiaran di Gedung Dewan Pers, Selasa, 14 Mei 2024. Dewan Pers bersama konstituen menolak beberapa aturan baru dalam draf Revisi Undang-Undang (RUU) Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang tengah dibahas Badan Legislasi DPR. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kritik Dewan Pers, PWI, dan AJI terhadap Draf RUU Penyiaran

Draf RUU Penyiaran dihujani kritik dari Dewan Pers, PWI, dan AJI. Lalu, apa sikap DPR menanggapi kritik tersebut?


Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Jurnalisme Investigasi, PWI: Menghambat Tugas Jurnalistik

4 hari lalu

Ketua PWI Pusat, Hendry CH Bangun (kiri) Ketua Dewan Pers Ninik Rahayu (kanan) dan Calon Presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo (tengah) saat berdialog pers dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), Gambir, Jakarta Pusat, Kamis, 30 November 2023. Pada dialognya Ganjar ingin mengedukasi masyarakat untuk memilah berita dari media yang sumbernya dapat dipercaya serta tidak mudah percaya pada berita dari media sosial karena tidak memiliki aturan yang jelas. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Draft RUU Penyiaran Larang Penayangan Jurnalisme Investigasi, PWI: Menghambat Tugas Jurnalistik

PWI mengkritik sejumlah Pasal yang termuat pada draft Rancangan Undang-Undang atau RUU Penyiaran.


15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

5 hari lalu

Ruhana Kuddus. Wikipedia
15 Pahlawan Nasional Asal Sumbar: Imam Bonjol, Mohammad Hatta, Rohana Kudus, hingga AK Gani

15 tokoh Sumbar dinobatkan sebagai pahlawan nasional, antara lain Proklamator Mohamad Hatta, Imam Bonjol, Rohana Kudus, Rasuna Said, hingga AK Gani.


Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

6 hari lalu

Jurnalis Al Jazeera reporter Shireen Abu Akleh. REUTERS
Tepat Dua Tahun Lalu, Jurnalis Shireen Abu Akleh Tewas Ditembak Tentara Israel

Israel dikenal kerap membunuh jurnalis, salah satu yang menyita perhatian dunia adalah Shireen Abu Alkeh, wartawati Al Jazeera.


Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

11 hari lalu

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal AJI periode 2024-2027. Istimewa
Nany Afrida dan Bayu Wardhana Terpilih Jadi Ketua dan Sekjen AJI Periode 2024-2027

Nany Afrida dan Bayu Wardhana terpilih menjadi Ketua dan Sekjen AJI yang baru dalam Kongres XII AJI.


Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

11 hari lalu

Jurnalis Al Jazeera reporter Shireen Abu Akleh. REUTERS
Tak Hanya Beredel, Israel Pernah Serang Jurnalis Al Jazeera dan Keluarganya

Selain berulang kali menyerukan penutupan Al Jazeera, Israel tercatat berulang kali menyerang wartawan Aljazeera dan keluarganya.


Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

20 hari lalu

Kamera milik jurnalis Reuters Issam Abdallah yang terbunuh pada tanggal 13 Oktober oleh investigasi Reuters yang ditemukan sebagai awak tank Israel, ditampilkan dalam konferensi pers oleh Amnesty International dan Human Rights Watch saat mereka merilis temuan dari penyelidikan mereka terhadap serangan tersebut. serangan mematikan 13 Oktober oleh Israel di Lebanon selatan, di Beirut, Lebanon, 7 Desember 2023. REUTERS/Emilie Madi
Lebanon akan Menerima Yurisdiksi ICC atas Kejahatan Perang Israel di Wilayahnya

Lebanon akan menerima yurisdiksi Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mengadili kejahatan perang Israel di wilayahnya sejak Oktober lalu.


Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

23 hari lalu

Logo PWI. Istimewa
Dewan Kehormatan Minta Ketum PWI Patuhi Sanksi Ihwal Dugaan Penyelewengan Hibah BUMN

DK PWI telah memutuskan memberikan sanksi dan tindakan organisatoris terhadap Ketua Umum PWI Hendry Ch Bangun dan tiga pengurus PWI lainnya.