TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) memastikan telah merespons permintaan Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mengevaluasi pembelajaran tatap muka (PTM).
Evaluasi ini dilakukan mengingat kasus Covid-19 yang terus meningkat dalam sepekan terakhir ini karena varian Omicron. Beberapa kalangan khawatir kenaikan kasus memicu gelombang ketiga Covid-19.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Jumeri mengatakan sesuai arahan kepala negara evaluasi PTM akan terus dilakukan dengan meningkatkan pengawasan.
"Sesuai dengan arahan Bapak Presiden, pemerintah akan terus meningkatkan pengawasan dan monitoring," kata Jumeri saat dihubungi, Rabu, 2 Februari 2022.
Menurut dia, ketentuan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Bersama atau SKB 4 Menteri pada 2022 juga pada dasarnya sudah mempertimbangkan dan mengakomodasi mekanisme penyelenggaraan sekolah tatap muka berdasarkan level PPKM suatu wilayah.
"Sehingga penyesuaian akan dilakukan jika terjadi perubahan status PPKM di suatu wilayah. Detil pengaturan dapat ditemukan dalam lampiran SKB 4 Menteri," kata Jumeri.
Oleh sebab itu, dia menilai yang terpenting saat ini semua pihak perlu meningkatkan kedisiplinan dalam penerapan protokol kesehatan dalam penyelenggaraan pembelajaran tatap muka. "Sejalan dengan rekomendasi dari berbagai studi, pemulihan pembelajaran melalui pembelajaran tatap muka dengan protokol kesehatan mendesak untuk dilaksanakan," tutur Jumeri.
Sebelumnya, saat Rapat Terbatas mengenai evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) pada 31 Januari 2022, Presiden Jokowi meminta supaya PTM dievaluasi. Sebab, kasus Covid-19 saat itu sudah naik 910 persen, dari 6.108 kasus pada 9 Januari menjadi 61.718 kasus pada 30 Januari 2022.
"Saya juga minta adanya evaluasi untuk pembelajaran tatap muka, utamanya di Jawa Barat, di DKI Jakarta, dan di Banten," ujar Jokowi soal kebijakan PTM.
Baca: Alasan PTM 100 Persen di Jakarta, Meski Kemarin Kasus Covid-19 Naik 6.391 Orang