TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) menemukan dugaan bahwa pernah ada tahanan yang tewas di dalam kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin. Korban itu ditemukan tewas dengan luka di tubuhnya.
“Terdapat informasi diduga telah jatuh korban tewas yang di tubuhnya terdapat tanda-tanda luka,” kata Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi Pasaribu lewat keterangan tertulis, Sabtu, 29 Januari 2022.
Edwin mengatakan informasi itu masih harus ditelusuri lebih jauh. Informasi itu, kata dia, juga perlu ditindalanjuti lewat proses hukum. Selain korban tewas, Edwin mengatakan juga menemukan informasi bahwa ada warga yang mencoba membantu tahanan yang ada di dalam kerangkeng itu untuk melarikan diri.
Menurut Edwin, informasi tersebut memperkuat dugaan bahwa telah terjadi penahanan ilegal yang dilakukan oleh Terbit. “Terdapat indikasi telah terjadi perampasan kemerdekaan, tindak pidana perdagangan orang dan penyiksaan, serta pembiaran,” ujar Edwin.
Dia meragukan bahwa kerangkeng itu merupakan tempat rehabilitasi pengguna narkoba. Sebab, dia menemukan bahwa sejumlah bekas tahanan di sana bukanlah pecandu. Selain itu, tempat penahanan juga tidak memenuhi standar medis bagi pengobatan pecandu narkoba.
Edwin mengatakan LPSK telah mengirim tim untuk mengumpulkan informasi-informasi tersebut. Dia mengatakan LPSK juga telah berkoordinasi dengan kementerian, lembaga dan mantan warga binaan yang mengalami penahanan ilegal di kerangkeng Bupati Langkat.
“Kegiatan ini dalam rangka mendalami kebutuhan perlindungan untuk para saksi dan korban,” ujar dia.
Kanal YouTube istrinya Tiorita Rencana, Bupati Langkat nonaktif, Terbit Rencana Perangin Angin pernah menyebut sel yang ada di rumahnya digunakan untuk menampung para pengguna narkoba.
"Jadi ini bukan tempat rehabilitasi, ini adalah tempat pembinaan yang selama ini saya buat untuk membina masyarakat yang menyalahgunakan narkoba," ujar Terbit dikutip dari kanal YouTube Tiorita Rencana pada Rabu, 26 Januari 2022. Video ini diunggah pada 27 Maret 2021
Terbit menyebut, tempat pembinaan itu dibuat untuk membantu para penyalahgunaan narkotika terlepas dari zat adiktif tersebut.
"Kami mendirikan tempat ini dengan hati yang ikhlas dan niat baik. Kami berpandangan, apabila membantu salah satu anggota keluarga yang menyalahgunakan narkoba, sama saja kami membantu satu keluarga itu. Kami sungguh perhatian terhadap penyalahgunaan narkoba ini," ujarnya.
Sejak didirikan 10 tahun lalu, Terbit mengatakan sudah ada kurang lebih 2.000-3.000 pasien yang pernah 'dibina' di sana. Setiap hari kurang lebih 100 orang yang mereka terima.
Terbit Rencana mengatakan, istrinya, Tiorita Br Surbakti yang mengurus makanan hingga kesehatan para tahanan. "Saya serahkan itu menu makanan kepada ibu. Jadi ibu yang menangani, termasuk kesehatan juga. Karena ibu dari kesehatan, ibu lebih paham, jadi ibu yang menangani," ujar Terbit.
Baca: LPSK Sebut Kerangkeng di Rumah Bupati Langkat Rampas Kemerdekaan Manusia