TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan warga Kariuw, Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, masih berada di pengungsian. Kepala Sub Bagian Humas Polresta Pulau Ambon Iptu I Leatemia mengatakan kepolisian sudah mengarahkan warga yang menjadi korban bentrokan untuk kembali ke rumah masing-masing. "Sementara yang belum bisa pulang ajan disediakan tenda pengungsian," kata Leatemia saat dihubungi, Kamis, 27 Januari 2022.
Menurut Leatemia, saat ini warga Kariuw yang mengungsi akibat bentrokan pada Selasa dan Rabu lalu, tersebar di hutan dan kampung-kampung tetangga. Sebagian rumah warga rusak dan terbakar selama kericuhan terjadi. "Belum dipastikan berapa jumlah pengungsi," ujar Leatemia.
Hingga saat ini, masih belum ada pembahasan soal perbaikan rumah-rumah warga yang rusak. Untuk sementara, kata Leatemia, para warga diberi bantuan sembako oleh pemerintah kota untuk mencukupi kehidupan sehari-hari.
Kericuhan terjadi di Desa Kariuw akibat cekcok sengketa lahan dengan warga Desa Ori. Kejadian bermula saat seorang warga Kariuw membuka kebun di lahan sengketa. Seorang warga Desa Ori memergokinya dan mengatakan bahwa lahan tersebut bukan milik Desa Kariuw.
Cekcok pun terjadi. Masa dari kedua desa pun berkumpul untuk saling klaim hak milik hingga terjadilah bentrokan. Sebagian rumah warga rusak dan terbakar akibat kericuhan. Tiga warga meninggal dan dua orang terluka. Salah satu korban luka adalah seorang polisi.
Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Maluku Komisaris Besar Muhamad Roem Ohoirat mengatakan Kapolda Maluku bersama Bupati Maluku Tengah sudah mendatangi lokasi kejadian dan menemui masyarakat untuk mencari solusi. "Semalam Kapolda bersama para pejabat sudah melakukan pertemuan dengan masyarakat untuk dengar segala macam keluhan terkait dengan ini," kata Roem.
Menurut Roem, akar masalah bentrokan antara warga Desa Ori dengan Kariuw Pulau Haruku sudah terjadi sejak lama. Untuk itu, aparat menyarankan untuk segera mungkin dilakukan penyelesaian melalui sidang adat. Ia mengatakan masyarakat Desa Ori sudah sepakat untuk lakukan sidang adat. "Semalam satu pihak setuju, masyarakat Ori. Nanti rencana kami akan bertemu dengan pihak sebelah (Kariuw)," ujar Roem.