INFO NASIONAL - Wahyu Nugroho, Kepala Desa Sambirejo di Daerah Istimewa Yogyakarta, mengaku menerima banyak manfaat dari pelatihan Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD). Berkat program ini, Wahyu dan aparatur desa lainnya berhasil menyusun desain tata ruang baru yang melibatkan masyarakat dalam pembangunan desa. P3PD membuat masyarakat desa tidak lagi sekadar menonton saat investor masuk.
Dalam siaran pers Ditjen Bina Pemerintahan Desa (Pemdes) Kementerian Dalam Negeri atau Kemendagri, P3PD merupakan program kerja sama pemerintah dengan Bank Dunia (World Bank). Program ini melibatkan Kemendagri, Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDTT), Kementerian Koordinator Bidang PMK, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, dan Kementerian Keuangan. Tujuan program itu untuk meningkatkan kapasitas aparatur desa sehingga bisa membuat belanja desa berkualitas.
“Saya ikut pelatihan P3PD tahun 2023,” cerita Wahyu. Setahun berikutnya, hal pertama yang ia lakukan adalah berkoordinasi dengan aparat untuk memetakan batas wilayah. “Setelah itu akan kita digitalisasikan,” ujarnya. Tujuan pemetaan untuk mengetahui potensi yang dimiliki Desa Sambirejo. Hasilnya juga menjadi patokan untuk menyusun ‘master plan’ pembangunan desa.
Wahyu mengaku metode ini tidak pernah terpikir sebelumnya. Namun sejak pelatihan P3PD, desanya dapat memiliki peta batas desa secara digital. “Kita (jadi) tahu kondisi geografis. Ketika kita tahu luas (wilayahnya) maka tahu juga kondisi tanahnya apakah cocok untuk peternakan, pertanian, pariwisata dan lain sebagainya,” ujar dia.
Tak hanya itu, dari pelatihan P3PD, Wahyu juga berencana menyusun data investor yang ingin masuk ke Desa Sambirejo. Sebagai informasi, Desa Sambirejo terkenal dengan keindahan candinya seperti Candi Ijo, Candi Barong, Candi Nigiri, Candi Duwung, serta situs Sumur Bandung. Alhasil, banyak investor bersedia membangun bisnis di desa tersebut.
Hal lain yang gencar ia lakukan usai pelatihan P3PD, adalah berkoordinasi dengan Dinas Tata Ruang Provinsi Yogyakarta. Wahyu mengajukan desain tata ruang Desa Sambirejo yang baru kepada dinas terkait untuk disesuaikan dengan rencana pembangunan provinsi dan daerah. “Selama ini belum ada karena kita tidak tahu,” ucapnya.
“Meskipun kita sudah pikirkan tapi ilmu kita tidak punya. Ilmu pemetaan itu kan kita tidak punya. Regulasi-regulasi apa yang harus kita ikuti dari pemerintah pusat sampai dengan kabupaten,” ia menambahkan. (*)