TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah akan terus mengoptimalkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk mengurangi laju penularan Covid-19, terutama varian Omicron.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan membuka data lokasi toko, restoran, atau tempat publik lainnya yang tidak disiplin menggunakan aplikasi PeduliLindungi.
"Menteri Kesehatan akan mengungkap data toko atau restoran yang tidak memanfaatkan PeduliLindungi. Jadi jangan masuk ke situ karena ada risiko penularan Covid-19," ujar Luhut dalam konferensi pers, Senin, 24 Januari 2022.
Dalam seminggu terakhir ini kasus harian terus mengalami peningkatan. Kasus Covid-19 belakangan berkisar di angka 2.000-3.000 kasus per hari. Kasus di Jawa-Bali, khususnya Jabodetabek, masih mendominasi kasus harian yang naik.
Pemerintah juga terus mewaspadai tren positivity rate. Meski secara keseluruhan, PCR dan antigen, positivity rate masih di bawah standar WHO 5 persen, tetapi positivity rate PCR sudah meningkat menjadi 9 persen.
"Dengan berbagai perkembangan tersebut, kami mengimbau masyarakat juga untuk lebih waspada. Protokol kesehatan jangan ditinggalkan, selalu kenakan masker, kurangi aktivitas keluar rumah yang tidak perlu, dan selalu gunakan PeduliLindungi ketika beraktivitas di tempat umum," ujar Luhut.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan data PeduliLindungi akan dibuka dalam waktu dekat. Ia menyatakan Wapres Ma'ruf Amin sudah mengizinkan untuk membuka data PeduliLindungi untuk mengukur kedisiplinan protokol kesehatan.
"Sehingga kita bisa melihat lokasi-lokasi mana yang disiplin, sampai ke level titik lokasinya kantornya, tokonya, dan mana yang disiplin. Sehingga, masyarakat bisa bantu mengontrol penggunaan PeduliLindungi," ujar Menkes Budi Gunadi.
Baca: Kasus Omicron Tembus 1.600, Menkes: Diprediksi Lebih Tinggi dari Delta
DEWI NURITA