TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan Indonesia telah mengantongi lebih dari 100 juta vaksin Covid-19 untuk tiga bulan ke depan. “Karena bergerak awal dan bersama dan karena tim kita cukup solid, dari segi vaksin kita tidak kekurangan sampai saat ini,” kata Retno Marsudi dalam Webinar Pahlawan Vaksin yang diadakan Tempo pada Selasa, 28 Desember 2021.
Menlu menilai bahwa pasokan vaksin Covid-19 Indonesia cukup dan harus diakselerasi untuk menambah presentasi total penduduk yang divaksinasi. Sebab, menurutnya, vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu kunci untuk keluar dari pandemi.
Retno menilai Indonesia beruntung karena bisa memiliki vaksin, baik itu dari komersial maupun yang diperoleh gratis dari COVAX Facility, dan negara sahabat. “Kita bisa melakukan vaksinasi dengan baik juga,” ujar Menlu.
Dalam Webinar itu, dia menyatakan, vaksin dan vaksinasi adalah dua hal yang berbeda. Di beberapa negara, terutama negara berkembang dan kurang berkembang, vaksin Covid-19 memang tersedia namun terdapat kesulitan vaksinasi. Sebab, kata Retno, vaksinasi berkaitan dengan infrastruktur dan kapasitas suatu negara.
Oleh sebab itu, Retno menilai selain berjuang untuk Indonesia sendiri, harus juga menyuarakan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. “Kita semua tahu kalau tidak semua (negara) selesai maka semua tidak selesai dan kapasitas masing-masing negara berbeda,” ujar Retno.
Menurut dia, Indonesia memiliki kewajiban untuk membantu negara yang kapasitasnya belum baik sehingga juga mampu melakukan vaksinasi. Salah satu penyebab ketidaksetaraan vaksin Covid-19, menurut Retno, adalah jumlah permintaan dan penawarannya yang masih belum seimbang.
Ia menilai permintaan terhadap vaksin lebih banyak dibandingkan ketersediaan yang ada. Selain itu, produksi vaksin juga masih didominasi oleh negara-negara maju. “Kita menyuarakan ke depannya jangan itu lagi itu lagi, tapi harus membangun yang baru. Indonesia siap untuk menjadi HAP baru di kawasan untuk produksi vaksin,” ujar Menlu.
Selain itu, menurut Retno, restriksi vaksin juga menyebabkan ketidaksetaraan. Seperti saat maraknya varian Delta, banyak pembatasan yang dilakukan oleh negara-negara yang memproduksi vaksin Covid-19. Menlu Retno Marsudi menyatakan dalam penanganan pandemi ini Indonesia berjuang untuk dua hal sekaligus, yakni bagi Indonesia sendiri dan dunia.
Baca: Edisi Akhir Tahun Tempo: Para Pejuang Vaksin di Laboratorium
JESSICA ESTER