Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keberagaman dalam Perayaan Natal Waria Yogya

image-gnews
Persekutuan doa Waria Yogyakarta merayakan Natal di Jalan Gowongan Kidul, Yogyakarta, Jumat, 17 Desember 2021 (TEMPO/Shinta Maharani)
Persekutuan doa Waria Yogyakarta merayakan Natal di Jalan Gowongan Kidul, Yogyakarta, Jumat, 17 Desember 2021 (TEMPO/Shinta Maharani)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mengenakan jilbab berkelir hitam, baju merah, dan selendang bergambar pohon cemara dan Santa Claus, pemimpin Pesantren Waria Al-Fatah Kotagede, Shinta Ratri memandu pertemuan puluhan transpuan untuk menyambut Natal.

Shinta menemani anggota komunitas waria beragama Kristen untuk merayakan Natal dalam acara persekutuan doa bertajuk Keajaiban Natal di hotel Jalan Gowongan Kidul, Jumat, 17 Desember 2021. Selain Shinta  ada sejumlah transpuan beragama Islam yang juga datang di acara itu. Bahkan ada transpuan Muslim yang menari juga ikut menyanyi. 

Suasana ruangan menjadi syahdu saat Ratna Setianingsih, pengajar sekolah Gereja Bethel Indonesia Aletheia Yogyakarta berkutbah. Perempuan 52 tahun ini merupakan penyelenggara pertemuan perayaan Natal itu.

Dia menggandeng Shinta untuk mengumpulkan puluhan waria yang datang dari Surabaya, Yogyakarta, Solo, Semarang, Cirebon, dan Jakarta bersuka cita dalam perayaan itu. Ratna yang juga pengusaha perhiasan emas itu memberikan siraman rohani di hadapan waria. "Pandemi momentum untuk mengingat Tuhan," kata Ratna.

Persekutuan doa Waria merayakan Natal di Jalan Gowongan Kidul, Yogyakarta, Jumat, 17 Desember 2021 (TEMPO/Shinta Maharani)

Transpuan beragama Kristen yang hadir malam itu sebagian besar bimbingan Ratna melalui persekutuan doa waria. Semula persekutuan itu menempati ruangan di rumah Shinta yang juga menjadi pesantren.

Pada April 2020, Shinta mengundang Ratna memberikan siraman rohani untuk transpuan yang beragama Kristen. Transpuan itu bergabung dengan Ikatan Waria Yogyakarta (Iwayo) yang dipimpin Ayu Kusuma. Sebelum berpindah ke Ayu Kusuma, Shinta adalah Ketua Iwayo.

Transpuan yang berhimpun di Iwayo kerap berkumpul di pesantren untuk mengikuti berbagai pelatihan dan diskusi. Misalnya, trauma healing dan keterampilan merias dan membuat kerajinan wayang.

Di Pesantren Al-Fatah, transpuan Kristiani mengikuti siraman rohani sebulan dua kali pada sore hari. Ratna membagikan Alkitab dan memberi kutbah. Pesertanya tidak hanya datang dari Yogyakarta, melainkan juga dari Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.

Shinta menyebutkan 20 anggota Iwayo aktif dalam persekutuan itu, di antaranya Rini Kaleng atau Joko Kurnia, 52 tahun. Ada juga Pur yang bekerja sebagai perias mayat di Gereja Katolik Baciro. "Persekutuan doa ini ruang agar teman-teman Kristiani lebih dekat dengan Tuhan," kata Shinta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Persekutuan itu terbentuk setelah Rini, transpuan anggota Kebaya bertemu dengan Ratna di toko emas milik Ratna. Suatu hari, Rini mengamen di depan toko emas milik Ratna. Rini mengucap puji Tuhan saat Ratna memberikan uang kepada Rini selepas mengamen.

Ratna tersentuh dengan Rini yang mengucapkan berkali-kali rasa syukur. Keduanya kemudian mengobrol hingga Rini bercerita dia ditampung Shinta dan Pesantren Waria Al-Fatah.

Interaksi mereka kemudian berlanjut hingga Shinta mengundang Ratna untuk memberikan siraman rohani. Ratna menyambut baik undangan Shinta hingga terbentuklah persekutuan doa waria.

Lambat laun anggota persekutuan doa bertambah hingga 30 orang. Kini, mereka punya tempat khusus untuk berkumpul dalam persekutuan yakni di restoran kolega Ratna. "Kami banyak belajar tentang firman Tuhan melalui Alkitab," kata Rini.

Persekutuan itu menjadi contoh bagi komunitas waria di daerah lain. Nely, transpuan asal Cirebon mengatakan di komunitasnya pernah terbentuk persekutuan. Tapi, pandemi membuat kegiatan persekutuan itu pasif.

Menurut Ratna, persekutuan itu terbentuk karena transpuan jarang mendapatkan kesempatan untuk beribadah bersama dan membahas hal-hal yang berkaitan dengan ibadah. Ratna tidak pernah mempersoalkan orientasi seksual mereka karena di mata Tuhan semua manusia berhak untuk beribadah. "Tuhan tidak pernah menolak dan manusia tidak boleh menghakimi ciptaan-Nya," kata Ratna.

Alumnus Jurusan Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta itu menuturkan transpuan berhak mendapatkan tempat untuk beribadah secara aman. Sebagai kelompok yang terdiskriminasi, waria perlu mendapat dukungan. "Jangan merisak, membully mereka yang mengalami trauma panjang dalam hidupnya," kata Ratna.

Baca juga: Banyak Waria di Yogyakarta Sakit, Tak Bisa Akses Fasilitas Kesehatan 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

27 menit lalu

Petugas pantai di Gunungkidul mengobati wisatawan tersengat ubur-ubur. Dok.istimewa
Wisata ke Pantai Selatan Yogyakarta? Awas Sengatan Ubur-ubur

Puluhan orang tersengat ubur-ubur. Sebelumnya akhir April, sejumlah wisatawan dilaporkan tersengat ubur ubur saat bermain di Pantai Krakal Gunungkidul


Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

8 jam lalu

Salah satu varietas anggrek yang akan dipamerkan Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT)  UGM pada Festival Anggrek Sabtu 18 Mei 2024 di Sleman. Dok.istimewa
Catat, UGM Yogyakarta Gelar Festival Anggrek Akhir Pekan ini di Sleman

Penggemar tanaman anggrek yang berencana melancong ke Yogyakarta akhir pekan ini, ada festival menarik yang bisa disaksikan.


Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

9 jam lalu

Sisi selatan Benteng Vredeburg Yogyakarta yang hampir rampung direvitalisasi pada Mei 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Dongkrak Kunjungan Museum dan Cagar Budaya, Begini Langkah Kemendikbudristek

Indonesian Heritage Agency (IHA) yang bertugas menangani pengelolaan museum dan cagar budaya nasional sejak September 2023.


Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

11 jam lalu

Seri prangko Buk Renteng diluncurkan di Sleman Yogyakarta Kamis (16/5). Dok. Istimewa
Sleman Luncurkan Prangko Buk Renteng, Ini Peran Saluran Irigasi Bersejarah Itu di Yogyakarta

Selokan yang menghubungkan wilayah Sleman Yogyakarta dan Magelang Jawa Tengah itu dibangun pada masa Hindia Belanda 1909. Kini jadi prangko.


Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

1 hari lalu

Proses pemilahan sampah di TPS 3R Nitikan Kota Yogyakarta. Dok.istimewa
Sampah Menyebar di Beberapa Titik Jalan usai Libur Panjang, Begini Pengolahan Limbah di Yogyakarta

Sampah yang masuk ke TPS 3R Nitikan Yogyakarta akan diolah menjadi bahan bakar alternatif Refused Derived Fuel (RDF).


Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

2 hari lalu

Mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto, seusai menjalani pemeriksaan lanjutan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Senin, 22 April 2024. Eko akan disidang dalam perkara dugaan penerimaan gratifikasi sejumlah Rp.18 miliar di Dirjen Bea Cukai Kementerian Keuangan RI.TEMPO/Imam Sukamto
Daftar Aset TPPU Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto: Rumah, BMW, Apartemen, Motor Harley Davidson, hingga Tas Hermes

Ini daftar aset eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto yang masuk dalam radar dakwaan KPK.


Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

2 hari lalu

Petugas pantai di Gunungkidul mengobati wisatawan tersengat ubur-ubur. Dok.istimewa
Waspadai Ubur-ubur yang Muncul Lebih Awal di Pantai Selatan Yogyakarta

Kemunculan ubur-ubur biasanya terjadi saat puncak kemarau atau saat udara laut dingin pada Juli hingga September.


Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

2 hari lalu

Pekerja menurunkan sampah dari truk pengangkut di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Sementara Tamanmartani, Kalasan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 7 Agustus 2023. Pemerintah Kabupaten Sleman mengoperasikan TPS Sementara Kalasan selama 45 hari untuk mengatasi permasalahan sampah terkait penutupan TPST Piyungan yang ditutup karena sudah melebihi kapasitas. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik Warga, Begini Kritik dari Walhi

Walhi menyoroti kebijakan layanan persampahan dari Pemerintah Kabupaten Sleman yang tak lagi melakukan layanan angkut sampah organik untuk masyarakat.


Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

3 hari lalu

Pura Pakualaman Yogyakarta. Tempo/Pribadi Wicaksono
Pura Pakualaman Yogyakarta Berusia 212 Tahun, Ada 21 Event Dipersiapkan

Peringatan ulang tahun Pura Pakualaman dikemas dalam tema besar Karti Widyastuti Sampurnaning Bekti, ads 21 acara dari 13 Mei hingga 23 Juni.


Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

3 hari lalu

Petugas memasuki bus Putera Fajar rombongan dari SMK Lingga Kencana Depok yang terlibat kecelakaan maut di Ciater, Subang, Jawa Barat, 11 Mei 2024. Untuk sementara, 10 penumpang bus dan seorang pengendara motor tewas dalam kecelakaan bus yang melibatkan sejumlah sepeda motor dan mobil tersebut. TEMPO/Prima Mulia
Tragedi SMK Lingga Kencana, Pemkot Yogyakarta Ungkap Syarat Ketat Study Tour

Salah satu syarat study tour adalah pemilihan bus atau kendaraan, usianya tak boleh lebih dari enam tahun dan harus lolos uji KIR.