Ahli sepakat bahwa gejala varian Omicron sebagian besar tetap sama. Data terbatas menunjukkan bahwa beberapa gejala, seperti kelelahan dan nyeri di beberapa bagian otot tubuh, jauh lebih umum daripada sesak napas atau kehilangan rasa.
Hal ini dibenarkan oleh dokter pengobatan darurat di Ohio State University Wexner Medical Center. Dia mengatakan, para wartawan dari penyedia layanan menggambarkan pasien di Afrika Selatan mengalami kelelahan parah, tetapi tidak kehilangan rasa atau penciuman.
“Tampaknya gejala (Omicron) mungkin lebih ringan, masalah seperti tenggorokan gatal, kelelahan atau sakit kepala, dibandingkan dengan gejala yang lebih parah seperti demam dan gagal napas. Tetapi gejala ini juga tergantung pada status vaksinasi Anda, usia, kondisi komorbiditas dan riwayat infeksi alami,” kata dia.
Dilansir dari laman independent.co.uk, Kepala Eksekutif Royal Society for Public Health (RSPH) Christina Marriott mengatakan bukti yang berkembang menunjukkan bahwa orang yang telah menerima dua dosis vaksin biasanya menunjukkan gejala yang tidak terlalu parah.
Seperti sakit kepala, pilek, bersin, sakit tenggorokan, dan kehilangan penciuman. Kendati begitu dia tetap mengingatkan agar tetap waspada terhadap gejala pilek.
“Dites jika mereka tinggal atau bekerja di sekitar orang yang berisiko lebih besar terkena penyakit ini,” kata dia ihwal cepatnya Omicron berjangkit.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Baca juga : Apakah Vaksin yang Ada Efektif Mencegah Keparahan Infeksi Varian Omicron?
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.