INFO NASIONAL – Wakil Ketua MPR. Arsul Sani, mengatakan a bangsa Indonesia dalam dua pekan kedepan akan meninggalkan tahun 2021 dan akan memasuki tahun 2022. Ada beberapa hal menjadi catatannya terkait kondisi bangsa dan situasi politik tahun ini dan prediksinya di 2022.
Pertama, di tahun 2020 sampai sekarang ini, politik identitas bangsa ini menurun. Fenomena ini walaupun mesti disyukuri, tapi juga harus mendapatkan perhatian lebih. Sebab, dia merasa turunnya politik identitas itu, bukan tumbuh karena kesadaran kebangsaan, tapi karena pandemi Covid-19.
“Pandemi ini membuat seluruh merasa satu nasib, menderita bersama sehingga muncul persatuan dan persaudaraan yang kuat,” ujarnya, saat menjadi narasumber acara Diskusi Empat Pilar MPR di Media Center MPR/DPR/DPD, Lobi Gedung Nusantara III, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 15 Desember 2021.
Hadir dalam acara tersebut sebagai narasumber Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, dan Peneliti Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional/BRIN Prof. DR. H. Lili Romli, M.Si serta para wartawan media cetak, elektronik dan online sebagai peserta.
Pimpinan MPR dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini melihat, ternyata pandemi Covid itu tidak menyebabkan robeknya rasa kebangsaan seluruh anak bangsa. Meskipun, di awal pandemi sejumlah kelompok masyarakat kontra terhadap kebijakan pemerintah dalam upaya menyelesaikan pandemi. “Tapi, semua itu bisa diselesaikan secara bijak oleh pemerintah dengan berbagai pendekatan yang baik,” katanya.
Yang kedua, jika pandemi Covid-19 betul-betul melandai dan tidak ada varian baru yang membuat geger rakyat, sehingga masyarakat hidup secara normal kembali maka munculnya politik identitas di tahun yang baru, perlu diwaspadai.
Ketiga, 2022 sebagai tahun politik diprediksi tensi akan memanas para rakyat dan elit partai politik, baik yang ada di dalam dan luar lingkar kekuasaan pemerintah. “Untuk memunculkan suhu politik yang adem dan menenangkan semua, maka saya menekankan agar seluruh elemen bangsa, tidak merespon dinamika-dinamika panas dengan respon-respon emosional yang memunculkan potensi kontroversial tinggi,” katanya.
Arsul Sani mengungkapkan, jika semua upaya untuk menciptakan politik yang menenangkan berhasil, akan terciptalah politik kebangsaan yang teduh dan berorientasi kepada kebersamaan. “Marilah seluruh rakyat untuk menyongsong tahun politik 2022 sampai 2024 dengan niat murni untuk kemajuan bangsa dan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia,” ujarnya.(*)