JAKARTA -Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia atau biasa dikenal dengan nama Partai Masyumi adalah salah satu kekuatan politik Islam terbesar di Indonesia selama Era Demokrasi Liberal di Indonesia.
Pada awalnya, Masyumi adalah sebuah nama yang diberikan oleh Jepang pada 1943 supaya bisa mengendalikan umat Islam di Indonesia.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan, pada 7 November 1945 terbentuklah sebuah organisasi baru bernama Masyumi.
Kurang dari satu tahun, Masyumi menjelma menjadi salah satu kekuatan politik terbesar di Indonesia. Bahkan, saat Indonesia memasuki era Demokrasi liberal, Masyumi berhasil menempatkan wakil-wakilnya di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan dua orang tokohnya menjadi Perdana Menteri, yaitu Muhammad Natsir dan Burhanuddin Harahap.
Dalam pemilihan umum tahun 1955, Partai Masyumi berhasil menempati posisi kedua dan meraup 20,9% suara serta berhasil mendapatkan 57 kursi.
Masyumi merupakan salah satu kekuatan politik yang populer di daerah modernis Islam, seperti Sumatra Barat, Jakarta, dan Aceh.
Partai Masyumi juga berhasil menjadi partai yang mendaptkan suara siginifikan di luar Pulau Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Sepak terjang Masyumi dalam dunia politik menuju kematian ketika beberapa anggota Masyumi bergabung ke dalam PRRI yang memberontak terhadap Presiden Sukarno.
Dan akhirnya pada 1960, Partai Masyumi dilarang bersamaan dengan Partai Sosialis Indonesia.
EIBEN HEIZIER
Baca: Partai Masyumi Punya Peluang Besar di Pemilu 2024, Asal...
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.
