INFO NASIONAL-Musuh pemuda Indonesia di masa kini adalah Covid-19 sehingga untuk melawannya perlu menguatkan imunitas dengan melakukan vaksin. Sehingga masalah yang dihadapi dan melatarbelakangi Sumpah Pemuda pada 93 tahun yang lalu tentulah berbeda dengan masalah yang dihadapi pemuda-pemudi di masa sekarang.
Hal itu dinyatakan oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi pada kata sambutannya di acara Kolaborasi Sentra Vaksinasi bertema "Peran Pemuda dalam Strategi Pemulihan Pasca Covid-19" di kampus UIN Yogyakarta Rabu 28 Oktober untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 93.
Jadi, bila dulu generasi muda perang melawan penjajahan fisik yang menguasai Indonesia dan melawannya dengan tiga ikrar yaitu pengakuan bertumpah darah yang satu yaitu tanah Indonesia, berbangsa yang satu yakni bangsa Indonesia dan menjunjung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.
Tiga ikrar dari Sumpah Pemuda dulu telah menguatkan tekad para pemuda di masa lalu yang bahkan pernah mendapatkan beasiswa dari penjajahnya. "Belum pernah terjadi dalam sejarah dunia, sekelompok anak di tanah jajahan diberi beasiswa oleh pemerintah penjajah untuk dijadikan antek penjajah. Tapi hanya dalam waktu kurang dari 30 tahun saja mereka telah dalam waktu singkat mereka telah bersumpah untuk melawan sang penjajah," ujarnya.
Dengan isi tiga ikrar itu, Indonesia memiliki pergerakan yang tersempurnakan dari gerakan yang dilakukan oleh keraton dan kerajaan menjadi nasional. Di situlah pergerakan itu meluas. Sumpah Pemuda ini 17 tahun kemudian, menjadi ikrar kemerdekaan di atas tanah maha hebat, maha luas dan maha kaya, negara kesatuan Republik Indonesia.
Yudian Wahyudi mengatakan pada Peringatan Sumpah Pemuda kali ini pemuda sekarang menghadapi musuh lain yang dikenal dengan Perang Dunia Ketiga, sebagai makhluk ghaib Covid-19 karena musuh kali ini tidak kelihatan, tidak kasat mata. Dia juga menyorot tenaga medis yang telah wafat di medan peperangan selama pandemi.
"Sekarang generasi muda menghadapi musuh berupa Covid-19 yang tidak terlihat namun dapat membunuh mereka yang tidak menggunakan alat perang. Generasi muda dapat aktif dan berperan melawan dan menanggulangi pandemi agar Indonesia bangkit dan terbebas dari pandemi," katanya,
Selain itu, alat perang yang dapat dilakukan oleh generasi muda sekarang adalah masker medis untuk menghindari penularan virus, dan penerapan protokol kesehatan. "Sebagai generasi pewaris dari Sumpah Pemuda, peran kita adalah mengambil peran penguatan imunitas tubuh dengan vaksinasi," ujarnya.
Acara vaksinasi massal di Hari Sumpah Pemuda ke 93 dengan kerjasama BPIP dan Polda DIY Yogyakarta, UGM dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga mengusung tagline "Pemuda Sehat Indonesia Kuat, Pemuda Sehat Indonesia Bermartabet". Animonya positif, target kuota awal peserta vaksinasi 1.000 orang sedangkan yang terlayani berjumlah 2.021 orang. Semuanya terdaftar melalui BPOM RI.
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Prof. Dr. Phil Al Makin S. Ag. MA yang mengucapkan selamat datang kepada para peserta dan mengharapkan agar dengan kegiatan ini bangsa Indonesia semakin sehat dan imun dapat bertambah. " Ini usaha yang baik, semoga kita tetap sehat untuk meningkatkan imun kita. Selamat divaksin, semoga sehat dan kita semua selamat, pandemi segera berlalu dan kita hidup lebih produktif," ujarnya. (*)