INFO NASIONAL - Jajaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak awal pandemi bergerak cepat dalam penanganan COVID-19. Selain memastikan upaya pengetesan, pelacakan, dan perawatan berjalan optimal, Pemprov DKI Jakarta juga melakukan percepatan vaksinasi massal di seluruh wilayah Jakarta. Percepatan vaksinasi ini melibatkan jajaran pemerintahan dari tingkat Kecamatan, Kota Administrasi, hingga TNI-Polri.
Menggencarkan vaksinasi berbasis komunitas tentu membuat Pemprov DKI Jakarta harus menambah jumlah vaksinator agar percepatan ini dapat terealisasi dengan lancar. "Tim vaksinator yang dilibatkan itu tak hanya dari pihak Dinas Kesehatan. Kami juga berkolaborasi dengan Badan Kepegawaian Daerah Provinsi DKI Jakarta untuk pemberdayaan tenaga Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya di lingkungan Pemprov DKI," ujar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti, kepada Info Tempo, Kamis, 30 September 2021.
Dinkes DKI Jakarta juga menjalin kolaborasi dengan organisasi profesi seperti tenaga medis dan pihak perguruan tinggi untuk menambah bantuan vaksinator. Hingga September ini, vaksin yang tersedia di DKI Jakarta yaitu Sinovac, AstraZeneca, Moderna dan Pfizer.
"Seluruh vaksin yang disediakan pemerintah telah melewati serangkaian uji klinis, sehingga telah dinyatakan aman dan berkualitas. Vaksinasi ini juga disetujui oleh WHO dan mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)," terang Widyastuti.
Menurut who.int, efikasi vaksin Moderna adalah 94,1%, sedangkan Pfizer sebesar 95%. Widyastuti menyebut, hanya terdapat dua laporan atas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius pascavaksinasi Moderna dan belum ditemukan KIPI serius pascavaksinasi Pfizer. “Sudah dilakukan investigasi oleh fasilitas kesehatan dan Suku Dinas Kesehatan di wilayah yang terdapat laporan itu,” imbuhnya.
Sementara itu, efikasi AstraZeneca adalah 63%. Sejauh ini, terdapat 35 laporan KIPI serius pascavaksinasi AstraZeneca. “Meskipun demikian, kami imbau masyarakat tidak takut untuk divaksin menggunakan jenis-jenis vaksin yang ada di Jakarta saat ini. Karena, jika terjadi KIPI, kami juga sudah menyiapkan penanganannya,” pesannya.
Warga dapat mengikuti vaksinasi dengan mendaftarkan diri secara online di aplikasi Jakarta Kini (JAKI). Warga juga dapat mengetahui jenis vaksin apa yang digunakan pada sentra vaksinasi melalui aplikasi tersebut. Widyastuti mengatakan, masifnya vaksinasi di DKI Jakarta telah membantu mengurangi keparahan gejala dan menurunkan angka kematian akibat COVID-19.
“Sudah ada buktinya bahwa vaksinasi ini bisa meminimalisir keparahan gejala apabila terkena COVID-19, bahkan mengurangi angka kematian. Jadi, bagi masyarakat, terutama warga KTP DKI Jakarta, maupun domisili DKI Jakarta yang belum divaksin, segera vaksin. Untuk kelancaran beraktivitas juga di Jakarta,” tuturnya.
Secara terpadu, strategi Dinkes DKI Jakarta dalam mempercepat vaksinasi adalah dengan berkolaborasi mendirikan sentra vaksin dan mengerahkan mobil vaksin keliling, agar lebih memudahkan serta mendekatkan program ini ke masyarakat. Vaksinasi juga dilakukan di tempat-tempat umum seperti terminal, bandara, stasiun kereta, pabrik, pasar hingga hotel. Kemudian, Pemprov DKI Jakarta melalui Biro Pemerintahan melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian vaksinasi di setiap wilayah kecamatan setiap pekan.(*)