TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Panglima TNI Jenderal (Purnawirawan) Gatot Nurmantyo kerap mengangkat isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) menjelang peringatan peristiwa 30 September 1965 atau G30S.
Tahun ini, Gatot Nurmantyo membawa isu dugaan adanya penyusupan kembali pendukung PKI ke tubuh TNI. Gatot dalam sebuah diskusi menyebut indikasi itu dibuktikan dengan diputarnya video pendek yang menggambarkan hilangnya sejumlah bukti-bukti penumpasan G30S/PKI di Museum Dharma Bhakti, Markas Kostrad. Patung yang dihilangkan itu di antaranya patung Presiden Soeharto, Letnan Jenderal Sarwo Edhie Wibowo, dan Jenderal A.H. Nasution.
"Bukti nyata jurang kehancuran itu adalah persis di depan mata, baru saja terjadi adalah Museum Kostrad. Betapa diorama yang ada di Makostrad, dalam Makostrad ada bangunan, bangunan itu adalah kantor tempatnya Pak Harto (Soeharto) dulu. Di situ direncanakan gimana mengatasi pemberontakan G30SPKI di mana Pak Harto sedang memberikan petunjuk ke Pak Sarwo Edhie sebagai Komandan Resimen Parako dibantu oleh KKO," demikian penggalan pernyataan Gatot dalam webinar bertajuk 'TNI Vs PKI' yang digelar oleh Forum Guru Besar dan Doktor, Ahad 26 September 2021.
Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad) Letnan Jenderal Dudung Abdurachman lantas menyebut pernyataan Gatot itu sebagai tuduhan keji. Menurutnya, patung-patung tersebut diambil oleh penggagasnya sendiri, yakni Panglima Kostrad ke-34 Letnan Jenderal (Purn) Azmyn Yusri Nasution.
"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ujar Dudung.
Pada 2020, Gatot Nurmantyo dalam salah satu wawancara menyebut bahwa pencopotannya dari jabatan Panglima TNI karena sempat mengeluarkan perintah menonton film Pengkhianatan G30S/PKI.
"Pada saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya (kebangkitan PKI). Maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton film G30S/PKI," ujar Gatot, dikutip dari video yang diunggah oleh akun Youtube milik Harsubeno Point pada 21 September 2020.