Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Peristiwa Madiun, FDR Musso dan Amir Sjarifuddin Kuasai Madiun Korban Berjatuhan

Reporter

image-gnews
Musso atau Paul Mussotte. wikipedia.org
Musso atau Paul Mussotte. wikipedia.org
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Jatuhnya kabinet yang dipimpin oleh Amir Sjarifuddin akibat mosi tidak percaya dengan keputusan Perjanjian Renville mengakibatkan kekuasaan politik orang-orang kiri di masa itu menjadi lemah. Untuk menggantikan kabinet Amir Sjarifuddin dibentuklah kabinet dengan Mohammad Hatta sebagai perdana menteri.

Namun, penunjukan Bung Hatta sebagai perdana menteri membuat Amir beserta kelompok sayap kiri tidak menyukainya, salah satunya adalah dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh Hatta, yaitu kebijakan Rekonstruksi dan Rekonsiliasi (RERA). Kebijakan ini bagi mereka dianggap merugikan karena mengurangi kekuatan militer Indonesia.

Selain itu, untuk menandingi kekuatan Kabinet Hatta, Amir beserta sayap kiri yang lain mendirikan Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni1948. FDR adalah kelompok oposisi yang terdiri dari berbagai golongan kiri, seperti Partai Komunis Indonesia (PKI), Partai Buruh Indonesia, Partai Sosialis Indonesia, Pemuda Sosialis Indonesia, Sarekat Buruh Perkebunan Indonesia.

Ketika konflik antara Kabinet Hatta dan golongan kiri semakin panas, datanglah Musso, seorang pemimpin PKI di awal 1920-an. Musso baru saja kembali dari Moskow ke Indonesia melalui Yogyakarta. Setelah menuntut ilmu mengenai komunisme, Musso yang baru saja kembali menawarkan konsep politik yang disebutnya sebagai Jalan Baru. Dalam konsepnya tersebut, Musso menginginkan partai kelas buruh melebur menjadi satu dan akhirnya semua partai kelas buruh dan partai bermazhab kiri menjadi satu di bawah komando PKI.

Untuk menunjukkan kekuatan dari golongan kiri, Musso menggelar rapat raksasa yang diadakan di Yogyakarta. Dalam rapat tersebut, Musso menekankan pentingnya kabinet presidensial diganti menjadi kabinet front persatuan. Selain itu, Musso yang juga dekat dengan Uni Soviet menyerukan supaya terjalin kerja sama internasional.

Memasuki September 1948, Musso dan sejumlah pimpinan serta anggota PKI berkunjung ke daerah-daerah di Jawa, seperti Cepu, Wonosobo, Kediri, Jombang, Solo, dan Madiun untuk menyebarkan pemikiran serta gagasan dari kaum kiri. Dan di tengah kunjungannya tersebut meletus pertempuran yang disebut Peristiwa Madiun.

Peristiwa Madiun bermula ketika Soemarsono mengumumkan kekuasaan di Madiun diambil alih oleh FDR. Dengan dikuasainya Madiun oleh FDR, membuat FDR bergerak leluasa untuk melucuti kesatuan-kesatuan Corps Polisi Militer (CPM) dan Pasukan Siliwangi di Madiun.

Pelucutan juga sweeping yang dilakukan oleh FDR yang menimbulkan kepanikan dari warga sipil. Akhirnya penjarahan, penangkapan, dan aksi tembak-menembak terjadi di Madiun. Pada akhirnya, Madiun berhasil dikuasai oleh FDR dan Madiun menjadi Pemerintahan Front Nasional. Kemudian, FDR mendeklarasikan hal serupa di Pati. Korban rakyat akibat aksi FDR pun berjatuhan.

Melihat situasi yang semakin chaos, pemerintah RI mengerahkan pasukan TNI untuk menertibkan keadaan dan memulihkan situasi. Pasukan siliwangi berhasil melucuti FDR di Yogyakarta dan menumpas FDR di Madiun. Ketika Pasukan siliwangi bergerak menuju Madiun, para pemimpin FDR sebagai cikal PKI sudah melarikan diri terlebih dahulu. Musso tewas dalam pelariannya itu.

Pelarian gerombolan PKI Madiun ini pula yang kemudian membunuh RM Suryo, Gubernur Jawa Timur pertama di Ngawi, yang tengah dalam perjalanan dari Solo ke Surabaya.

Selepas, Musso tewas, Amir Sjarifuddin memimpin pelarian yang diikuti oleh 3.000 orang golongan kiri. Namun, pelarian ini juga berhasil digagalkan setelah keberadaan Amir berhasil terlacak dan ia diamankan. Setelah diamankan, Amir dibawa ke Kudus dan kemudian dipindah ke Yogyakarta. Akhirnya Amir dipenjara di Benteng Yogyakarta dan kemudian dipindahkan ke Surakarta.

Desember 1948, menjadi bulan terkahir bagi Amir karena ia harus meregang nyawanya di tangan para eksekutor. Eksekusi yang dilakukan kepada Amir dilakukan bersama dengan eksekusi tokoh PKI lainnya, seperi Maruto Darusman, Suripno, dan Sarjono.

Dengan dieksekusinya Amir Sjarifuddin, membuat PKI kehilangan kekuatannya dan memulai kembali untuk mengonsolidasikan kekuatannya. Selepas 1948, PKI kembali menemukan kekuatannya ketika memasuki 1955 dan saat Indonesia memasuki periode demokrasi terpimpin.

EIBEN HEIZIER

Baca: Keluarga Korban PKI 1948 Ingatkan Presiden Jokowi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

25 hari lalu

Film Darah dan Doa karya Usmar Ismail. wikipedia
Kisah Darah dan Doa, Film Longmarch of Siliwangi yang Jadi Hari Film Nasional

Pengambilan gambar film Darah dan Doa dijadikan peringatan Hari Film Nasional setiap 30 Maret


Enik Waldkonig, Bos SHB Tersangka Dugaan TPPO Magang Jerman Asal Madiun, Diduga Tukang Atur Mahasiswa

27 hari lalu

Enik Waldkonig, WNI tinggal di Jerman tersangka dugaan  TPPO, FOTO: istimewa
Enik Waldkonig, Bos SHB Tersangka Dugaan TPPO Magang Jerman Asal Madiun, Diduga Tukang Atur Mahasiswa

Tersangka kasus TPPO berkedok program magang di Jerman Enik Waldkonig bernama lahir Enik Rutita merupakan perempuan kelahiran Madiun, Jawa Timur.


Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

28 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Hari Ini 56 Tahun Lalu, Pelantikan Soeharto sebagai Presiden Gantikan Sukarno, Sukmawati Sebut Kudeta Merangkak

Kudera merangkak disebut sebagai kudeta yang dilakukan Soeharto kepada Sukarno, apa itu?


Banjir di Semarang, Dua Perjalanan Kereta Api ke Madiun Terlambat

41 hari lalu

Seorang petugas berusaha membersihkan air di area lorong keberangkatan penumpang kereta api di Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Kamis, 14 Maret 2024. Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air dari 30 cm - 100 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Rabu di daerah itu menyebabkan pelayanan kereta api terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api dibatalkan dan dialihkan ke rute kota lain baik kedatangan maupun keberangkatan. ANTARA/Makna Zaezar
Banjir di Semarang, Dua Perjalanan Kereta Api ke Madiun Terlambat

Banjir di Semarang menyebabkan dua perjalanan kereta api ke Madiun terlambat.


58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

42 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
58 Tahun Lalu Sidang MPRS Putuskan Soeharto Jadi Pejabat Presiden, Dimulainya Orde Baru

Pada 12 Maret 1966, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden pada 12 Maret 1967. Ini menandai berakhirnya kekuasaan Sukarno, berganti Orde Baru


Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

44 hari lalu

Film Djakarta 1966. imdb.com
Film Djakarta 66, Kisahkan Kelahiran Supersemar, Hubungan Sukarno-Soeharto, dan Kematian Arif Rahman Hakim

Peristiwa Surat Perintah Sebelas Maret atau Supersemar disertai gelombang demo mahasiswa terekam dalam film Djakarta 66 karya Arifin C. Noer


Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

44 hari lalu

Sukarno dan Soeharto
Fakta dan Peristiwa Supersemar, 3 Poin Penting Surat Perintah Sebelas Maret Sukarno kepada Soeharto

Fakta dan peristiwa Supersemar atau surat perintah 11 Maret yang menandai lengsernya Sukarno. Berikut 3 poin Supersemar Bung Karno kepada Soeharto.


Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang dikenal Melalui KRJ

45 hari lalu

Masjid Jogokariyan Yogyakarta menyediakan ribuan porsi menu buka gratis setiap hari selama Ramadan. TEMPO | Pribadi Wicaksono.
Ramadan di Masjid Jogokariyan, Ini Profil Masjid yang dikenal Melalui KRJ

Bagaimana sejarah dan proses pembangunan Masjid Jogokariyan yang populer ini? Apa pula KRJ yang diadakan setiap Ramadan?


64 Tahun Lalu Setelah Keluarkan Dekrit Presiden, Presiden Sukarno Pernah Bubarkan DPR

49 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno, berpidato di hadapan delegasi Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Bung Karno menunjukkan karismanya di hadapan kepala negara dari Asia dan Afrika. Lisa Larsen/The LIFE Picture Collection/Getty Images
64 Tahun Lalu Setelah Keluarkan Dekrit Presiden, Presiden Sukarno Pernah Bubarkan DPR

64 tahun lalu, pada 5 Maret 1960 Presiden Sukarno membubarkan DPR dan mengganti namanya menjadi DPR-GR. Apa alasannya?


Sidang Penghinaan Jokowi, JJ Rizal Sebut Rocky Gerung Jalankan Fungsi Intelektual

49 hari lalu

Sejarawan JJ Rizal mendatangi orang tua siswa dan tim kuasa hukum yang menolak penggusuran SDN Pondok Cina 1 di Jalan Margonda, Kecamatan Beji, Depok, Rabu, 3 Januari 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Sidang Penghinaan Jokowi, JJ Rizal Sebut Rocky Gerung Jalankan Fungsi Intelektual

Dalam sidang Rocky Gerung, JJ Rizal mengulas sejarah saat Bung Hatta menggunakan kata-kata kasar dalam tulisannya di Koran Daulat Ra'jat