Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PMI Ungkap Penyebab Plasma Konvalesen Sulit Didapat

Reporter

image-gnews
Petugas memeriksa sampel darah milik penyintas Covid-19 yang akan melakukan donor plasma konvalesen di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Selasa, 24 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Petugas memeriksa sampel darah milik penyintas Covid-19 yang akan melakukan donor plasma konvalesen di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Selasa, 24 Agustus 2021. TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Bidang Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (PMI) Linda Lukitari mengungkap sejumlah masalah penyebab plasma konvalesen sulit didapat. “Mesin apheresis hanya diberikan kepada daerah berzona merah,” kata Linda dalam sebuah diskusi, Kamis 17 September 2021.

Dia menjelaskan jumlah mesin yang digunakan untuk donor plasma tersebut di Indonesia saat ini baru 48 unit dan ditempatkan di wilayah yang termasuk ke dalam zona merah COVID-19. "Karena kalau tidak di zona merah, kita tidak punya pendonor penyintas seperti itu. Sehingga apabila di situ memang cukup besar kasusnya, kita menyiapkan mesin apheresis,” ujar dia.

Selain jumlah mesin apheresis yang masih sedikit, tidak semua penyintas COVID-19 dapat menjadi pendonor plasma konvalesen.

Linda mengatakan hal tersebut terjadi karena dalam donor plasma konvalesen, pihaknya tidak hanya memastikan orang itu telah sembuh tetapi juga melihat titer anti bodi milik penyintas tersebut.

Ia memberikan contoh dari 100 penyintas yang pernah mendaftarkan diri sebagai pendonor plasma konvalesen, hanya 20 penyintas yang berhasil lolos menjadi pendonor.

“Memang tidak mudah menjadi donor plasma konvalesen atau penyintas. Yang utama itu titer anti bodinya, itu perbedaannya,” kata dia.

CEO Reblood Leonika Sari mengatakan proses donor plasma konvalesen memiliki perbedaan dengan donor darah biasa karena dilakukan pemeriksaan dua kali.

“Untuk donor biasa hanya datang ke PMI, dites Hb (hemoglobin) dan tensi, kemudian kalau lolos langsung dilakukan pendonoran darah. Tapi kalau donor plasma harus dilakukan dua kali ke PMI,” kata Leonika.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada tahap pertama, penyintas akan diminta menjalani skrining sampel darah dan pengecekan lengkap melalui anti bodi untuk mengetahui ada atau tidaknya penyakit atau infeksi yang menular seperti HIV atau hepatitis.

Setelah melakukan sejumlah tes, apabila penyintas dinyatakan lolos maka harus datang kembali ke unit PMI keesokan harinya untuk melakukan donor menggunakan mesin apheresis.

“Di mesin apheresis ini darah yang didonorkan dimasukkan ke dalam mesin, kemudian dipisahkan komponennya. Hanya diambil plasmanya saja dan plasmanya ini adalah plasma konvalesen yang akhirnya membantu penyembuhan pasien Covid-19 karena di dalam plasma tersebut ada anti bodi yg bisa membantu penyembuhan pasien,” ujar dia.

Karena dilakukan pemeriksaan secara mendetail, dia mengakui bahwa sulit untuk mencari penyintas yang dapat meluangkan waktu untuk dua kali datang ke unit donor yang disediakan oleh PMI karena waktu donor yang dapat menghabiskan waktu sekitar satu jam.

Ia juga menyebutkan masalah yang dihadapi juga datang dari kondisi plasma pendonor itu sendiri. Terdapat plasma yang telah tercemar oleh kolesterol, sehingga plasma tersebut tidak dapat digunakan kepada pasien.

Baca: Satgas Fasilitasi Warga Tak Punya Smartphone Agar Bisa Pakai PeduliLindungi

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

1 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Kondisi Kolesterol Tahapan Lanjut Bisa Terlihat dari Tanda di Wajah

Gejala kolesterol tahapan lanjut dapat dilihat secara fisik dan dirasakan tubuh. Antara lain, bisa ditandai dari wajah. Apa saja?


Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

1 hari lalu

Juru bicara KPK, Ali Fikri, menghadirkan anggota DPRD Labuhan Batu, Yusrial Suprianto Pasaribu dan pihak swasta Wahyu Ramdhani Siregar, resmi memakai rompi tahanan seusai menjalani pemeriksaan, di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024. KPK resmi meningkatkan status perkara ke tahap penyidikan dengan menetapkan dan melakukan penahnan secara paksa selama 20 hari pertama terhadap dua orang tersangka baru Yusrial Suprianto Pasaribu dan Wahyu Ramdhani Siregar terkait Operasi Tangkap Tangan KPK terhadap empat tersangka Bupati Labuhan Batu, Erik A. Ritonga, anggota DPRD Labuhan Batu, Rudi Syahputra Ritonga, dua orang pihak swasta Efendy Sahputra dan Fazar Syahputra, dalam dugaan tindak pidana korupsi berupa pemberian hadiah atau janji terkait proyek pengadaan barang dan jasa dari APBD Tahun 2013 dan Tahun 2014 sebesar Rp.1,4 triliun di lingkungan Pemerintah Kabupatan Labuhan Batu. TEMPO/Imam Sukamto
Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

2 hari lalu

Ilustrasi ciri-ciri kolesterol tinggi pada wanita. Foto: Canva
12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.


Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

2 hari lalu

Dwina Septiani Wijaya. Dok. Peruri
Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.


Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

2 hari lalu

Ilustrasi stroke. autoimuncare.com
Cegah Stroke, Pakar Saraf Minta Kontrol 3 Hal Ini

Masyarakat diimbau mengontrol gula darah, tekanan darah, dan kolesterol demi mencegah serangan stroke yang bisa datang kapan pun.


Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

6 hari lalu

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (obyek bulat biru), juga dikenal sebagai novel coronavirus, virus yang menyebabkan Covid-19, muncul dari permukaan sel yang dikultur di laboratorium yang diisolasi dari pasien di AS. [NIAID-RML / Handout melalui REUTERS]
Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.


Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Kolesterol

8 hari lalu

Ilustrasi kolesterol. Shutterstock
Cara dan Waktu yang Tepat untuk Cek Kolesterol

Salah satunya dengan cek kolesterol rutin. Hal ini agar seseorang bisa melakukan pengobatan-pengobatan lebih cepat


Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

8 hari lalu

Ilustrasi jus alpukat. shutterstock.com
Usai Santap Menu Lebaran Normalkan Kolesterol dengan 5 Buah-buahan Ini, Termasuk Alpukat dan Nanas

Beberapa buah dapat menurunkan kadar kolesterol. Saatnya mengonsumsi alpukat, buah beri hingga nanas untuk luruhkan kolesterol jahat.


Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

9 hari lalu

Guru Besar Pulmonologi di FKUI Tjandra Yoga Aditama, yang juga Eks Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara. dok pribadi
Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa