TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan ada percepatan vaksinasi gotong royong melalui perusahaan. Ia mengatakan Kemenkes mencermati data capaian vaksinasi gotong royong ini kendati mekanismenya dijalankan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dan Badan Usaha Milik Negara.
"Data yang kami terima sampai sekarang dari 15 juta target sudah disuntikkan 1,15 juta," kata Budi dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu, 25 Agustus 2021.
Budi merinci, ada 741 ribu vaksin dosis pertama yang sudah disuntikkan. Sedangkan yang sudah menerima vaksin dosis kedua sebanyak 410 ribu.
Menurut Budi, percepatan vaksinasi gotong royong ini terjadi setelah pertemuan antara Menteri BUMN Erick Thohir dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasyid. Namun, ia tak merinci pertemuan apa yang dia maksud.
"Kami juga mengamati, bahwa sejak ada pertemuan dengan Pak Arsjad dan Pak Erick sebenarnya sudah ada percepatan juga di vaksin gotong royong sehingga akselerasinya sekarang sudah mulai terlihat," ujar Budi.
Adapun Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Tbk, Honesti Basyir mengatakan, lembaganya sudah menerima 7,5 juta dosis vaksin Sinopharm untuk program vaksinasi gotong royong. Sebanyak 2,5 juta dosis sudah didistribusikan, sedangkan 5 juta sisanya masih menunggu kontrak dengan korporasi dalam waktu dekat. Sejauh ini, ada 260 rumah sakit dan 308 klinik swasta maupun BUMN yang terlibat dalam vaksinasi gotong royong ini.
Honesti mengatakan lembaganya juga terus menjalin komunikasi dan kerja sama dengan asosiasi pengusaha agar mereka menggelar program vaksinasi gotong royong untuk karyawan mereka. Per 21 Agustus 2021, kata dia, ada 3.118 perusahaan yang menjadi target dengan jumlah sasaran sekitar 1,8 juta orang.
Honesti mengatakan ada pula potensi sasaran baru sebesar 467 ribu orang. Bio Farma, kata dia, tengah melakukan komunikasi, kontrak, dan pembayaran dengan perusahaan-perusahaan tersebut. "Dan masih banyak perusahaan yang kami lagi lakukan konfirmasi," ujarnya.
Menurut Honesti, program vaksinasi gotong royong ini memerlukan waktu cukup lama untuk cleansing atau pembersihan data. Sebab, sebagian karyawan dari perusahaan yang didaftarkan untuk vaksinasi gotong royong ternyata sudah mengikuti vaksinasi dari pemerintah.
"Jadi ada waktu cukup lama untuk cleansing data, dari karyawan korporasi data yang masuk itu kami cleansing dengan mereka yang sudah dapat vaksin dari pemerintah," kata Honesti.
Selain memperluas komunikasi dengan perusahaan, Honesti mengatakan Bio Farma juga menawarkan vaksin gotong royong untuk warga negara asing. Ia menyebut program ini dikonsolidasikan dengan kedutaan besar negara masing-masing yang ada di Indonesia.
"Kami nanti juga memperluas dengan asosiasi pengusaha kami lakukan juga komunikasi karena sifatnya gotong royong bagaimana korporasi membantu pemerintah dalam percepatan vaksinasi," ucap Honesti.
BUDIARTI UTAMI PUTRI
Baca: Menkes Ungkap Peringkat Vaksinasi Indonesia di Dunia, Anggota DPR Mengkritik
Catatan koreksi:
Berita ini telah mengalami perbaikan tulisan pada Rabu 25 Agustus 2021 pukul 15.13 di paragraf kedua: "Data yang kami terima sampai sekarang dari 15 juta target sudah disuntikkan 1,15 juta" yang sebelumnya tertulis 1,5 juta. Redaksi meminta maaf atas kekeliruan tersebut