TEMPO.CO, Jakarta - Baliho bergambar Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dan Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Puan Maharani tersebar di berbagai daerah sejak bulan Juli lalu. Bagaimana dampaknya terhadap popularitas mereka berdua?
Pendiri Drone Emprit, Ismail Fahmi, mengatakan perbincangan tentang Puan meningkat di media sosial dalam kurun 8 Juli hingga 7 Agustus 2021. Kendati begitu, warganet merespons negatif pemasangan baliho Puan ini.
"Tren dalam satu bulan terakhir, popularitas Puan meningkat meski banyak sentimen negatif (sindiran)," kata Ismail dalam cuitan di akun Twitternya, Ahad, 8 Agustus 2021. Ismail memperbolehkan cuitan itu dikutip.
Pada 8 Juli lalu, jumlah perbincangan tentang politikus PDIP ini di media sosial di bawah 2.500. Namun sejak awal Agustus, jumlah perbincangan yang menyebut Puan meningkat hingga hampir menyentuh 5.000 mentions pada Sabtu, 7 Agustus 2021.
Meski sentimen tentang Puan banyak yang bernada negatif, Ismail melanjutkan, perbincangan yang berkembang menaikkan keterkenalan politikus PDI Perjuangan itu. Ia mengatakan tren Puan bahkan mengejar tren popularitas rekan separtainya, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Jika melihat tren popularitas empat tokoh dalam sebulan terakhir, Drone Emprit mencatat tokoh dengan tren popularitas tertinggi ialah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Di posisi berikutnya ada Ganjar Pranowo, diikuti Ridwan Kamil dan Puan.
Dilihat dari share of voices dalam periode yang sama, perbincangan tentang Anies sebanyak 49 persen, Ganjar 27 persen, Ridwan Kamil 13 persen, dan Puan 12 persen. Ismail mengatakan, Anies dan Ganjar diuntungkan oleh percakapan warganet di media sosial baik pro maupun kontra, sedangkan Ridwan Kamil diuntungkan oleh pemberitaan media. "Tren Puan awalnya paling rendah, perlahan naik setara RK, lalu mengejar Ganjar," ujar Ismail.
Selain Puan, baliho Airlangga turut diperbincangkan sebagian warganet di media sosial. Di Twitter, beberapa top narasi negatif yang mengkritik baliho Puan--berdasarkan data Drone Emprit--pun menyebutkan Airlangga dalam cuitan mereka.
Kendati begitu, Ismail Fahmi mengatakan pihaknya belum menganalisis tren popularitas Airlangga. Ia mengatakan volume perbincangan tentang Airlangga Hartarto belum terlalu banyak dibanding empat tokoh lainnya, termasuk Puan Maharani. "Airlangga volumenya masih di bawah, belum setinggi Puan. Puan pun masih di bawah (dibanding Anies, Ganjar, dan Ridwan Kamil)," kata Ismail.