Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PDIP Yogyakarta Ungkap Tak Ada Koordinasi Soal Baliho Puan Maharani

image-gnews
Baliho yang memperlihatkan Puan Maharani dan Airlangga Hartarto dalam posisi berseberangan dan dituduh mencuri start Pemilu 2024. Foto: Twitter.
Baliho yang memperlihatkan Puan Maharani dan Airlangga Hartarto dalam posisi berseberangan dan dituduh mencuri start Pemilu 2024. Foto: Twitter.
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sejumlah pengurus PDIP di Daerah Istimewa Yogyakarta mengaku tak mendapat instruksi maupun kabar soal pemasangan baliho Puan Maharani di daerah itu. "Sepertinya baliho itu instruksi pengurus pusat. Saya sebenarnya awalnya juga mau ikut-ikut pasang baliho itu, kok ternyata sudah pada pasang, ya sudah," Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Sleman Kuswanto kepada Tempo Sabtu 7 Agustus 2021.

Kuswanto mengatakan pasca ramai baliho Puan di sejumlah daerah, ia baru mendapatkan informasi soal hal itu sekitar tiga hari lalu. Saat itu Kuswanto mendapat kabar, di wilayah Yogya juga akan kebagian memasang baliho bergambar putri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri itu.

"Sebelumnya memang sama sekali tak ada informasi dari pusat soal baliho itu, tapi tahu-tahu tiga hari lalu ada yang beri informasi pemasangan baliho Mbak Puan di Yogya. Saya dapat informasinya justru dari biro reklame," ujar Kuswanto yang juga Ketua Komisi D DPRD DIY itu.

Kuswanto menegaskan soal pemasangan baliho Puan itu sama sekali tak ada instruksi resmi dari pengurus pusat ke pengurus di Yogyakarta. Kuswanto menyatakan sebagai penanggungjawab PDIP di wilayah Sleman tidak keberatan jika harus memasang baliho itu juga.

"Tapi jika belum ada instruksi resmi dari DPP PDIP, kami di daerah tentu tak akan bergerak ikut memasang baliho Mbak Puan itu," ujar Kuswanto. Ia khawatir jika pengurus di daerah berinisiatif sendiri memasang baliho itu justru berpotensi memicu konflik internal.

Kekhawatiran konflik internal yang dimaksud merujuk pada isu sengitnya persaingan Puan Maharani dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menuju Pemilu Presiden 2024 nanti. "Ya pengurus daerah tidak berani pasang sendiri karena itu (khawatir menjadi konflik internal)," kata Kuswanto

Maraknya pemasangan baliho Puan di Yogya yang tanpa diketahui dan disertai instruksi ke pengurus daerah itu, diprediksi Kuswanto hanya sebagai bentuk perkenalan sosok Ketua DPR RI itu kepada publik.

"Prediksi kami di daerah itu kan Mbak Puan yang nanti (diusung PDIP maju capres) 2024, jadi sekarang memperkenalkan diri lebih awal. Kan ada isu di luar sana kalau beliau bersaing dengan Ganjar Pranowo, maka sekarang dimulai tahap perkenalan lewat baliho itu," ujar Kuswanto.

Kuswanto mengatakan pengurus di daerah akan tunduk apapun keputusan pengurus pusat ihwal Pilpres 2024. "Kalau di PDIP apapun keputusan pusat, daerah pasti akan mengikutinya," kata Kuswanto.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soal gerakan tim Puan sendiri ke daerah, Kuswanto juga belum menemukannya. Seperti terbentuknya relawan Gema Puan Maharani Nusantara (GMPN) di sejumlah daerah beberapa waktu lalu, Kuswanto tak menemuinya di Yogya. "Prediksi kami (GMPN) itu mungkin melibatkan orang di luar partai, sebab kalau melibatkan orang internal partai mungkin yang ditakutkan terjadi konflik internal lagi," kata dia.

Konflik internal yang dimaksud Kuswanto, bilamana di internal partai ada pihak yang mendukung sosok selain Puan, misalnya Ganjar Pranowo, untuk pencalonan Pilpres 2024.

Ketua DPD PDIP DIY Nuryadi menambahkan pengurus daerah tidak pernah mendapat instruksi untuk pemasangan baliho Puan di Yogya itu. "Kami tidak tahu yang memasang wong instruksi dari pusat juga tidak ada," kata Nuryadi yang juga Ketua DPRD DIY itu.

Nuryadi hanya memprediksi bahwa pemasangan baliho Puan di sejumlah titik Yogya itu mungkin berasal dari kalangan di tingkat pusat yang berdomisili di Yogya. "Misalnya saja anggota DPR RI dari (daerah pemilihan) DIY, atau mungkin dari tim Mbak Puan sendiri langsung," kata Nuryadi.

Namun Nuryadi menegaskan meski pengurus daerah bukan yang memasang baliho itu, sebagai warga PDIP tentu akan ikut menjaga baliho yang memuat lambang partai dan Ketua DPP itu. Hal itu sebagai bentuk tanggung jawab moral.

Baliho Puan Maharani bertajuk Kepak Sayap Kebhinekaan pekan ini turut menghiasi sejumlah ruas jalan utama di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Dari pantauan Tempo, baliho Puan antara lain tersebar di perempatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, Jalur Ring Road Utara Sleman juga Jalan Yogya-Wates.

Baca juga: Petinggi Parpol Pasang Baliho 2024, Pakar: Waktunya Tak Pas, Makanya Diolok-olok

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kubu Anies dan Ganjar Optimistis Hakim MK Bakal Kabulkan Permohonannya, Ini Alasannya

14 menit lalu

Ketua Tim Hukum Nasional AMIN Ari Yusuf Amir (tengah) bersama anggotanya saat jeda sidang kedua sengketa Pilpres di Gedung MK, Jakarta Pusat pada Kamis, 28 Maret 2024. TEMPO/Amelia Rahima Sari
Kubu Anies dan Ganjar Optimistis Hakim MK Bakal Kabulkan Permohonannya, Ini Alasannya

Tim Anies dan Ganjar optimistis Mahkamah Konstitusi (MK) akan mengabulkan permohonan mereka tiga hari menjepang pembacaan Putusan MK.


Pakar Psikologi Forensik Kirim Amicus Curiae ke MK: Soroti Pernyataan Muhadjir, Bansos, dan Pork Barrel

23 menit lalu

Reza Indragiri Amriel. Tempo/Dian Triyuli Handoko
Pakar Psikologi Forensik Kirim Amicus Curiae ke MK: Soroti Pernyataan Muhadjir, Bansos, dan Pork Barrel

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel, mengirimkan amicus curiae ke MK yang memuat pandangannya terhadap bansos dan pork barrel.


Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

2 jam lalu

Gedung Mahkamah Konstitusi. TEMPO/MAGANG/MUHAMMAD FAHRUR ROZI.
Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK


Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

2 jam lalu

Mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta untuk memperingati Hari Warisan Dunia Kamis 18 April 2024. Dok.istimewa
Puluhan Mahasiswa Berkumpul di Yogyakarta Peringati Hari Warisan Dunia

Tak kurang 80 mahasiswa dari tiga kampus yakni Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Universitas Gadjah Mada dan Universitas Tidar Magelang berkumpul di Yogyakarta pada Kamis 18 April 2024.


KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

12 jam lalu

Tersangka mantan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean B Yogyakarta, Eko Darmanto saat mencoblos di TPS 901 di Rumah Tahanan Negara Klas I Salemba Cabang KPK, Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024. KPK berkerjasama dengan KPU Provinsi DKI  Jakarta memberikan fasilitas bagi 75 tahanan korupsi untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024. TEMPO/Imam Sukamto
KPK Tetapkan Bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai Tersangka TPPU

KPK kembali menetapkan bekas pejabat Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto sebagai tersangka dalam perkara tindak pidana pencucian uang atau TPPU.


Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

13 jam lalu

Anggota Komisi II DPR RI M Rakyan Ihsan Yunus duduk di ruang tunggu sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021. Ihsan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka MJS (Matheus Joko Santoso) dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

KPK memeriksa politikus PDIP Ihsan Yunus dalam kasus dugaan korupsi APD Kemenkes 2020 di Gedung Merah Putih KPK, Kamis, 18 April 2024.


Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

15 jam lalu

Bus jurusan Yogyakarta - Pati terbakar di Ring Road Barat Sleman Yogyakarta pada Kamis (18/4). Dok. Istimewa
Bus Jurusan Yogyakarta - Pati Terbakar di Sleman, Ini Dugaan Penyebabnya

Temuan sementara kepolisian, komponen yang pertama kali terbakar dari bus itu diduga di bagian mesin.


Gibran Berharap Jokowi Bisa Bertemu Megawati, Hasto Singgung Kebohongan Sebelum Pilpres

16 jam lalu

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menjawab kesiapan Megawati jadi saksi di MK saat ditemui media di Jakarta Pusat, Selasa, 2 April 2024. TEMPO/Intan Setiawanty
Gibran Berharap Jokowi Bisa Bertemu Megawati, Hasto Singgung Kebohongan Sebelum Pilpres

Sekretaris Jenderal DIP Hasto Kristiyanto membalas pernyataan Gibran berharap masih ada peluang untuk mempertemukan Jokowi, dengan Ketua Umum PDIP Megawati


Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

16 jam lalu

Charlie Chaplin di Garut (Youtube)
Aktor Komedi Charlie Chaplin Pernah ke Garut, Dua Tahun Sebelum Sumpah Pemuda

Aktor komedi Charlie Chaplin pernah mengunjungi Garut pada 1926. Bahkan ia melanjutkan petualangannya ke Yogyakarta dan Bali.


Beda Pendapat Ketum Projo dan Gibran soal Wacana Jokowi Bertemu Mega

16 jam lalu

Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi usai acara buka bersama di Lapangan Anatakupa, Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat pada Kamis, 21 Maret 2024. TEMPO/Desty Luthfiani.
Beda Pendapat Ketum Projo dan Gibran soal Wacana Jokowi Bertemu Mega

Gibran berharap masih ada peluang untuk pertemuan Jokowi dan Megawati. Sementara Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi meragukan pertemuan tersebut.