INFO NASIONAL – Bertepatan dengan Hari Mangrove Sedunia pada tanggal 26 Juli, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut (Ditjen PRL) segera melaksanakan kegiatan rehabilitasi kawasan mangrove. Rehabilitasi mangrove akan dilaksanakan di enam lokasi di wilayah Pulau Jawa yaitu Kabupaten Pemalang, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Kebumen, dengan total luas area tanam mencapai 223 hektare.
Alasan dipilihnya lokasi rehabilitasi di Pulau Jawa karena sasaran pemulihan ekosistem mangrove masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Saat ini sebagian besar wilayah pesisir dan lautan berada dalam kondisi terdegradasi karena pemanfaatan yang tidak ramah lingkungan serta konversi lahan menjadi peruntukan yang baru.
"Berbagai aktivitas di darat maupun aktivitas di laut juga memberikan andil pada turunnya kondisi ekosistem mangrove. Karenanya, salah satu cara KKP adalah melakukan rehabilitasi bersama masyarakat,” ujar Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Hendra Yusran Siry di Jakarta.
Lebih lanjut Hendra menerangkan rehabilitasi di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil dapat dilakukan melalui berbagai cara seperti kegiatan pemulihan ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan, kegiatan penyadartahuan masyarakat terhadap pentingnya menjaga dan melindungi kawasan pesisir. Selain itu penguatan kapasitas kelembagaan dan SDM, serta peningkatan peran serta masyarakat terhadap perbaikan dan pemulihan lingkungan yang dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, KKP menargetkan penanaman mangrove seluas 400 ha pada 2021. “Berdasarkan data KKP, luas mangrove di Indonesia mencapai 3,49 juta ha dengan komposisi 2,17 juta ha wilayah hutan dan 1,32 juta ha non hutan. Sampai 2024, diharapkan penanaman mangrove mencakup areal seluas 1.800 ha,“ kata Direktur Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Muhammad Yusuf.
Pada 2020, KKP telah melakukan beberapa kegiatan pemulihan ekonomi di wilayah pesisir seperti pembuatan tempat pembibitan mangrove, penanaman mangrove, pelatihan produk olahan dari turunan mangrove dan pembangunan treking mangrove.
Menurut Yusuf, keterlibatan masyarakat di pesisir pantai penting dalam keberhasilan program rehabilitasi mangrove karena masyarakat sangat memahami habitat mangrove yang selama ini menjadi sumber pendapatan dan penghidupannya. Habitat mangrove yang baik dapat memberikan manfaat terutama ketersediaan produksi ketam/kepiting mangrove, ikan, cumi, dan kerang.
Karena itu, Yusuf juga meminta agar masyarakat dapat menjaga habitat mangrove dengan melakukan penanaman secara kontinyu agar keseimbangan alam dan kehidupan satwa laut tetap berlangsung untuk generasi yang akan datang.
Sesuai PP Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Program Pemulihan Ekonomi Nasional dan sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, Program PEN yang dilaksanakan KKP merupakan salah satu upaya KKP membantu memulihkan ekonomi masyarakat yang dilakukan secara padat karya.(*)