Kendati demikian, dengan hadirnya vaksinasi, Nico mengatakan mahasiswa kedokteran juga dapat berperan untuk mempercepat tercapainya herd immunity atau kekebalan kelompok. “Mahasiswa kedokteran telah terlibat dalam vaksinasi, utamanya skrining,” kata dia.
Vaksinasi sendiri telah dimulai sejak awal tahun ini. Tenaga kesehatan menjadi kelompok prioritas dan yang pertama menerima penyuntikan. Target sasaran vaksinasi adalah 208.265.720 orang. Berdasarkan data Satuan Tugas Penanganan Covid-10 per 22 Juli 2021, sebanyak 43.155.795 orang telah menerima dosis vaksin pertama, dan 16.896.200 orang sudah menerima vaksinasi kedua.
Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia Slamet Rahardjo menyarankan sebaiknya tidak melibatkan mahasiswa yang belum melakukan koas. Ketimbang harus melakukan pelatihan, pemerintah diminta memberdayakan dokter dan bidan swasta di klinik-klinik.
Slamet menyebut ada 50 ribu dokter yang melakukan praktek mandiri dan 30 ribu klinik swasta di Indonesia. “Tidak perlu melatih lagi. Pelatihan vaksinator kan lama,” ujar Slamet.
Sejak pekan ini hingga pekan depan, Kementerian Kesehatan melatih 38.432 bidan mandiri sebagai tenaga penyuntik vaksin Covid-19. Pelatihan akan berlangsung selama dua hari.
Untuk mahasiswa kedokteran, juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menuturkan masih menunggu permintaan dari peruguruan tinggi terkait. Menurut Nadia, pelibatan mahasiswa kedokteran sebagai vaksinator juga bisa dilakukan apabila perguruan tinggi tersebut membuka sentra vaksinasi. “Jadi tergantung nanti kebutuhan ya,” kata dia.
Pelibatan mahasiswa kedokteran dalam penanganan pandemi, bukan sesuatu hal yang baru. Sejak Maret 2020, ada lebih dari 10 ribu mahasiswa kesehatan yang bergerak melalui Program Relawan Covid-19 Nasional (RECON). Kemudian sejak Maret 2021, lebih dari 2.000 mahasiswa koas juga mengabdi melalui RECON.
Menurut Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbudristek, Nizam, pelibatan mahasiswa kesehatan saat ini memang difokuskan untuk mendukung vaksinasi di setiap wilayah, sesuai kompetensi dan kewenangannya. “Dalam menggerakkan relawan mahasiswa, Kemendikbudristek menjamin kesehatan dan keselamatan dari para relawan, serta memberikan pengakuan kredit untuk proses pembelajarannya,” kata Nizam.
Pelibatan mahasiswa kedokteran sebagai vaksinator juga telah dijalankan di DKI. Mahasiswa ini digerakkan untuk mendukung upata percepatan vaksinasi bagi guru dan tenaga pendidik, serta gerakan vaksinasi merdeka yang dikoordinasikan Polda Metro Jaya.
Hingga kini, kata Nizam, sudah terdata lebih dari 3.000 relawan vaksinator dari Fakultas Kedokteran, Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri, dan program studi kesehatan. Selain itu, Kemendikbudristek dan Kemenkes juga sedang menyiapkan berbagai regulasi untuk mengatur kewenangan pelayanan, perlindungan keselamatan dan hukum, serta intensif untuk para relawan.
Nizam memastikan kementerian sangat berhati-hati dalam menggerakkan mahasiswa dalam vaksinasi Covid-19. Izin orang tua juga menjadi pertimbangan Kemendikbudristek untuk menggerakkan relawan mahasiswa dalam membantu penanganan Covid.
Demikian dua berita terpopuler di kanal Nasional tentang pertimbangan relaksasi PPKM Darurat pada 26 Juli 2021 dan upaya pemerintah menambah vaksinator Covid-19.
Baca juga: Dibantu TNI dan Polri, Menkes Budi Gunadi: Kita Tidak Kekurangan Vaksinator
DEWI NURITA | FRISKI RIANA