Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kemenkes Dikritik karena Pilih Kata Over Kapasitas ketimbang Kolaps

image-gnews
Pasien Covid-19 antre memasuki bus untuk diantar ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet di Puskesmas Setiabudi, Jakarta, Selasa, 29 Juni 2021. Kasus positif Covid-19 bertambah 20.467 pada hari ini, Selasa (29/6). TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Pasien Covid-19 antre memasuki bus untuk diantar ke Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet di Puskesmas Setiabudi, Jakarta, Selasa, 29 Juni 2021. Kasus positif Covid-19 bertambah 20.467 pada hari ini, Selasa (29/6). TEMPO/Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO. Jakarta - Dosen komunikasi dan kajian budaya Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran, Justito Adiprasetio menilai Kementerian Kesehatan tak punya sense of crisis karena lebih memilih istilah over kapasitas ketimbang kolaps.

Ia mengatakan pilihan kata ini memang lebih netral, alih-alih kata kolaps yang digunakan para pakar epidemiologi dan kelompok masyarakat sipil. Namun, istilah ini tak mencerminkan situasi genting yang terjadi. "Terminologi 'over-capacity' terdengar jauh lebih netral, tapi tidak menyuarakan sense of crisis dan situasi genting," kata Justito kepada Tempo, Senin, 5 Juli 2021.

Justito menduga penolakan Kemenkes menggunakan istilah kolaps berangkat dari problem pendefinisian kata itu sendiri. Dia menjelaskan, dalam bahasa Indonesia, tak ada perbedaan kolaps sebagai kata kerja atau kata sifat.

Ini berbeda dengan bahasa Inggris yang mengkategorikan 'collapse' sebagai kata kerja, sedangkan 'collapsed' sebagai kata sifat. "Kalau sedang dalam proses jatuh collapse, tapi kalau sudah tumbang terkapar ya collapsed," tuturnya.

Dalam konteks Indonesia, kata Justito, kata kolaps lebih sering dipersepsikan sebagai kata sifat tanpa membedakannya dengan kata kerja. Akhirnya, kata ini menjadi ambigu ketika digunakan untuk menjelaskan situasi pelayanan kesehatan.

"Contohnya "Belum benar-benar kolaps", "Pelayanan Covid-19 kita sudah kolaps". Penolakan Kemenkes menggunakan kata kolaps sepertinya berangkat dari problem pendefinisian itu," kata Justito.

Meski begitu, Justito mengatakan istilah over kapasitas cenderung didengar sambil lalu. Apalagi, solusi yang dihadirkan pemerintah untuk mengatasi persoalan over kapasitas ini pun berkisar pada upaya memperlebar atau memperbesar ruang tampung fasilitas kesehatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Hal itu tidak asing kita dengar dari mulut politisi. Padahal layanan kesehatan kan tidak melulu soal itu, tapi soal rantai pasok alat kesehatan, cycle kerja tenaga kesehatan, kapasitas tenaga kesehatan, dan seterusnya," ujarnya.

Justito melanjutkan, pola komunikasi pemerintah ini akan membuat publik cenderung meremehkan atau menggampangkan pandemi Covid-19. Ia pun menilai pemerintah terus-menerus berusaha menepis kepanikan publik, bukannya membangun resiliensi warga menghadapi pagebluk ini.

Kementerian Kesehatan sebelumnya menepis anggapan bahwa fasilitas kesehatan kolaps. Menurut Kemenkes, yang terjadi adalah over kapasitas fasilitas kesehatan lantaran banyaknya pasien yang masuk dalam jumlah bersamaan.

Inisiatif warga LaporCovid-19 menilai fasilitas kesehatan sudah kolaps. LaporCovid-19 berangkat dari data banyaknya warga positif Covid-19 yang meninggal sebelum berhasil mengakses layanan kesehatan.

"Mohon situasi yang sudah gawat darurat, kolaps, dan carut marut ini diakui, minta maaf, serta mengakhiri segala komunikasi yang mencitrakan bahwa kita baik-baik saja," ujar pendiri Lapor Covid-19 Irma Hidayana dalam diskusi virtual, Senin, 5 Juli 2021.

Baca juga: Pemerintah Sangkal RS Kolaps, Lapor Covd-19: Kondisi Genting Masih Jaga Citra

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

1 hari lalu

Petugas fogging melakukan pengasapan di RW 05, Sunter Agung, Jakarta Utara, Selasa, 8 Agustus 2023. Kegiatan fogging ini sebagai upaya untuk mencegah meluasnya demam berdarah dengue (DBD) di daerah tersebut. Sebelumnya, salah seorang warga di RW 05 terkena DBD. Masyarakat diminta untuk mewaspadai akan ancaman DBD saat musim kemarau dengan tetap menjaga kebersihan dilingkungan tempat tinggal. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.


Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

4 hari lalu

Anggota Komisi II DPR RI M Rakyan Ihsan Yunus duduk di ruang tunggu sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021. Ihsan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka MJS (Matheus Joko Santoso) dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Kasus Korupsi APD di Kemenkes, KPK Panggil Saksi Lain untuk Konfirmasi Keterangan Politikus PDIP Ihsan Yunus

KPK mengatakan terdapat bukti mark up harga pada kasus korupsi APD di Kemenkes. Harga pengadaan APD sangat jauh dari kewajaran.


Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

4 hari lalu

Ribuan tenaga kesehatan atau Nakes berunjuk rasa di depan Monas untuk menagih janji pemerintah untuk mengangkat mereka menjadi aparat sipil negara atau ASN, Kamis, 22 Sepetember 2022. Nakes yang sudah menjadi garda terdepan melawan Covid-19 merasa dikhianati, sebelumya pemerintah menjanjikan mereka menjadi ASN di awal pandemi. TEMPO/Magang/Aqsa Hamka
Anggota DPR Minta Pemerintah Batalkan Pemecatan 249 Nakes di Manggarai

Pemerintah pusat diminta menjembatani Pemerintah Kabupaten Manggarai dan nakes yang dipecat untuk menemukan solusi bersama.


5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

5 hari lalu

Ilustrasi pernikahan outdoor di Candi Prambanan. Dok. istimewa
5 Tes Kesehatan yang Perlu Dilakukan Bagi Pasangan Pra Nikah

Tes kesehatan pra-nikah adalah langkah proaktif yang dapat membantu membangun dasar yang kuat untuk pernikahan yang sehat dan bahagia.


Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

6 hari lalu

Anggota Komisi II DPR RI M Rakyan Ihsan Yunus duduk di ruang tunggu sebelum menjalani pemeriksaan di Gedung KPK, Jakarta, Kamis 25 Februari 2021. Ihsan dipanggil sebagai saksi untuk tersangka MJS (Matheus Joko Santoso) dalam kasus dugaan suap pengadaan bantuan sosial (bansos) COVID-19 untuk wilayah Jabodetabek tahun 2020. ANTARA FOTO/Galih Pradipta
Politikus PDIP Ihsan Yunus Penuhi Pemeriksaan KPK sebagai Saksi Korupsi APD Kemenkes 2020

KPK memeriksa politikus PDIP Ihsan Yunus dalam kasus dugaan korupsi APD Kemenkes 2020 di Gedung Merah Putih KPK, Kamis, 18 April 2024.


Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

6 hari lalu

Tenaga Kesehatan menyuntikkan vaksin Inavac kepada warga saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) di kawasan Budaran HI, Jakarta, Minggu, 17 Desember 2023. Dinas Kesehatan DKI Jakarta dalam rangka Hari Kesehatan Nasional ke-59 menyelanggarakan cek kesehatan dan pencegahan obesitas serta vaksinasi gratis kepada warga untuk mencegah kenaikan kasus Covid-19. TEMPO/M Taufan Rengganis
Kasus Dugaan Pemecatan Ratusan Tenaga Kesehatan di NTT: Kronologi hingga Respons DPR

Anggota DPR geram atas kasus dugaan pemecatan 249 Tenaga Kesehatan (Nakes) non-ASN di Manggarai, NTT.


Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

7 hari lalu

Ilustrasi Bidan. shutterstock.com
Penjelasan Kemenkes soal Isu Batalkan NIK PPPK Bidan Pendidik

Sebelumnya, ratusan pelamar D4 Bidan Pendidik dinyatakan lulus seleksi PPPK 2023, Namun, pada April 2024, NI PPPK dibatalkan oleh Kemenkes.


Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

9 hari lalu

Ilustrasi paru-paru basah. Foto : halodoc
Mengenali Tipe Penyakit Pneumotoraks seperti yang Dialami Winter Aespa

Winter Aespa alami pneumotoraks dapat berupa kolaps paru total atau kolaps sebagian paru saja. Berikut beberapa tipe penyakit ini.


Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

11 hari lalu

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Komplikasi dan Cara Pencegahan HFMD, Potensi Tinggi Menular Selama Libur Lebaran 2024

Hand, foot, and mouth disease (HFMD) atau flu Singapura yang menyerang selama libur Lebaran 2024 sebabkan komplikasi penyakit lain. Ini pencegahannya


Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

11 hari lalu

Sejumlah perawat dengan menggunakan masker melakukan pemeriksaan terhadap LSY (5 tahun) warga negara Singapura suspect flu babi (H1N1) di ruang isolasi RSUD Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Selasa (21/7). ANTARA/Yusnadi Nazar
Kemenkes Wanti-wanti Penyakit HFMD dan Demam Berdarah di Libur Lebaran 2024

Penyakit hand, foot, and mouth disease (HFMD) tidak turut libur. Kemenkes ingatkan bahayanya termasuk demam berdarah atau DBD.