TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Rachmawati Soekarnoputri meninggal pada Sabtu, 3 Juli 2021, pukul 06.45 WIB di RSPAD Gatot Subroto.
Putri Presiden pertama Soekarno ini meninggal di usia 70 tahun. Ia merupakan pendiri sekaligus Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Bung Karno.
Dilansir dari kepustakaan presiden di laman Perpustakaan Nasional, Rachmawati merupakan anak ketiga dari lima bersaudara yang aktif mengabadikan nama Soekarno. Ia ingin meneruskan cita-citanya dengan turut menciptakan masyarakat adil makmur. Salah satunya lewat Yayasan Pendidikan Soekarno.
Rachmawati mendirikan yayasan ini pada 27 September 1981. Yayasan ini membawa misi, mencerdaskan kehidupan bangsa dalam kerangka membangun karakter dan jiwa bangsa. Rachmawati pernah mengatakan misi ini sejalan dengan prinsip sang ayah.
Yayasan Pendidikan Soekarno telah mendirikan sekolah-sekolah. Seperti SMA Nasional di Klaten, Semarang dan Boyolali, TK Rachmawati di Boyolali dan TK Sarinah di Jakarta, Cibubur serta Klaten. Pada 1983, Yayasan ini juga mendirikan Institut Ilmu Pengetahuan Dan Kebudayaan Bung Karno yang sekarang dikenal sebagai Universitas Bung Karno.
Baca juga:
Ketika almarhumah ibunya, Fatmawati, meninggalkan istana sebagai protes atas pernikahan Seokarno dengan Hartini, Rachmawati masih berusia 3 tahun. Sejak itu, ia lebih dekat dengan ayahnya dan diasuh oleh ibu angkatnya bernama Hadi, wanita asal Solo, Jawa Tengah.
Lahir dengan nama Diah Pramana Rachmawati Soekarno, wanita kelahiran 27 September 1950 ini menjalani pendidikannya di SD Perguruan Cikini, SMP Perguruan Cikini, dan SMA Santa Ursula Jakarta. Selama di SD dan SMP, Rachmawati belajar menari Jawa, Sunda, dan Sumatera. Ia juga menekuni olahraga anggar, renang, dan bulu tangkis.
Cita-citanya semula ingin menjadi dokter. Namun, karena lulus dari SMA jurusan sosial, ia pun belajar di Fakultas Hukum Universitas Indonesia namun tidak selesai pada 1969.
Rachmawati Soekarnoputri kemudian melanjutkan kuliah jurusan hukum di Universitas Bung Karno pada 2002 dan lulus meraih gelar sarjana. Pada 2017, ia melanjutkan S-2 dan meraih gelar magister hukum di kampus yang sama pada 3 tahun kemudian.