TEMPO.CO, Jakarta - Pendiri Universitas Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri membeberkan alasannya mengundang Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto untuk mengikuti upacara kemerdekaan di kampusnya. "Tahun ini saya mengundang Mas Prabowo, karena beliau adalah teman lama saya," ujar Rachmawati kepada wartawan, Kamis, 17 Agustus 2017.
Rachmawati membantah anggapan bahwa undangan itu terkait dengan politik, apalagi terkait dukungan pada Pemilihan Presiden 2019. Prabowo memang digadang-gadang menjadi calon presiden yang akan diusung Partai Gerindra. Mantan Komandan Komando Pasukan Khusus Angkatan Darat itu juga intens komunikasi dengan para tokoh.
Baca: Prabowo Batal Pimpin Upacara di Universitas Bung Karno
"Saya tegaskan, saya pendiri Yayasan Universitas Bung Karno tidak berpolitik praktis," ucap dia. Rachma berulang kali memastikan bahwa undangan upacara kemerdekaan bukan untuk membahas hal politik praktis. Rachmawati juga menjadwalkan meminta Prabowo sebagai inspektur upacara namun batal tanpa menjelaskan alasannya.
Rachmawati kemudian menjelaskan bahwa pihaknya juga sering mengundang para tokoh ke kampusnya. Dia menyebut nama Luhut Binsar Pandjaitan juga pernah datang ke UBK. "Andai kata saya mau undang siapapun, kenapa tidak?"
Putri Soekarno itu juga mengatakan bahwa ia memiliki kedekatan dengan Prabowo. Saat memanggil Prabowo pun dengan awalan 'Mas'. Ia mengaku memiliki visi dan misi yang sama tentang Indonesia.
Rachmawati mengaku menganut demokrasi terpimpin, bukan demokrasi liberal. Pemikiran itu, kata dia, sama dengan Prabowo. Namun ia memastikan, bahwa kesamaan pandangan ini bukan berarti ia dan Prabowo membahas hal-hal mengenai politik praktis.
Hal itu juga ia tegaskan dalam pidatonya saat upacara kemerdekaan di kampus UBK. Bagi dia, kemerdekaan adalah jembatan emas untuk membangun masyarakat yang adil dan makmur. Begitu ia mengutip jargon ayahnya, Soekarno semasa hidup.
Baca: Prabowo Hadiahi Rachmawati Dua Lukisan Bung Karno
Kata dia, saat ini adalah era proxy war atau perang menggunakan pihak lain. Zaman ini, menurut dia, jauh lebih berat ketimbang masa yang dihadapi Bung Karno ketika melawan imperialisme dan kolonialisme. "Dulu zaman Bung Karno head to head lawan kolonialisme Belanda, sekarang kita bingung musuh siapa yang kita hadapi."
Dia sadar bahwa proxy war sengaja diciptakan untuk memecah belah bangsa. Tujuan mereka agar bisa menguasai energi dan sumber daya alam Indonesia. Pidato itu dinyatakan Rachmawati dengan berapi-api selama sekitar setengah jam.
Sementara itu, Prabowo mengaku lebih memilih menghadiri upacara yang diselenggarakan UBK ketimbang menyanggupi undangan datang ke Istana Negara. Di hari yang sama, Presiden Joko Widodo menggelar upacara detik-detik proklamasi dan mengundang sejumlah tokoh termasuk Prabowo dan Rachmawati.
AVIT HIDAYAT