TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar mengatakan, media massa sangat penting sebagai wadah untuk mensosialisasikan apa yang telah dikerjakan pemerintah kepada masyarakat dalam penanggulangan terorisme.
Melalui media massa, masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan diri akan penyebaran paham intoleran dan radikalisme.
“Kini BNPT mengemas informasi akan bahaya terorisme dengan lebih menarik, agar dapat diterima oleh masyarakat, terutama generasi milenial," ujar Boy melalui siaran pers pada Selasa, 22 Juni 2021.
Menurut Boy, era perkembangan teknologi membuat instansi pemerintah terus berinovasi dan mengembangkan jaringan komunikasi dengan media massa. Khususnya untuk mendiseminasikan kebijakan pemerintah sesuai amanat undang-undang. Sehingga, dukungan media massa juga dirasa perlu untuk BNPT.
Selain itu, Boy Rafli mengatakan, dalam upaya pencegahan yang komprehensif, BNPT juga sudah meluncurkan Peraturan Presiden tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme Tahun 2020-2024 pada 16 Juni 2021.
Dalam Perpres ini, Boy menekankan BNPT memiliki tiga pilar dalam menjalankan rencana aksi yang telah disesuaikan dengan program kerja dari Kementerian/Lembaga, dan Pemerintah Daerah.
Ketiga pilar ini adalah pencegahan, penegakan hukum, dan kerja sama di tingkat domestik serta internasional. Ia mengatakan ada 130 program rencana aksi, dari hulu sampai hilir untuk melawan terorisme.
Boy mengatakan, BNPT kini bekerja sama dengan 46 Kementerian/Lembaga yang tergabung dalam Tim Sinergisitas untuk mendorong upaya pencegahan terorisme di lima wilayah dengan metode soft approach. "Bagaimana untuk menyejahterakan warga setempat agar tidak terpapar paham ideologi yang bertentangan dengan ideologi Pancasila," ucap Boy.
Baca juga: Sulit Temukan Metode Deradikalisasi, Densus 88 Pilih Cara Humanis