Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Suarakan Reformasi, Moses Gatotkaca Ditemukan Tewas 23 Tahun Lalu

Reporter

image-gnews
Mahasiswa membentangkan spanduk saat aks #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 23 September 2019. Aksi damai ini sebagai aksi menolak pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi serta mendesak pemerintah dan DPR mencabut UU KPK yang sudah disahkan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Mahasiswa membentangkan spanduk saat aks #GejayanMemanggil di Simpang Tiga Colombo, Gejayan, Sleman, DI Yogyakarta, Senin, 23 September 2019. Aksi damai ini sebagai aksi menolak pelemahan terhadap upaya pemberantasan korupsi serta mendesak pemerintah dan DPR mencabut UU KPK yang sudah disahkan. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi warga Yogyakarta mungkin tahu nama Jalan Moses Gatotkaca. Jalan ini letaknya tidak jauh dari Universitas Sanata Dharma. Tentu saja hal ini saling berhubungan sebab, Moses Gatotkaca merupakan mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma yang tewas dalam demonstrasi menuntut turunnya Presiden Soehrto pada 8 Mei 1998 silam.

Peristiwa tersebut terjadi di daerah Gejayan, yang saat ini memiliki nilai historis bagi pergerakan mahasiswa, khususnya Jogja, dan kerap dinamakan peristiwa Gejayan Memanggil.

Sebelum kejadian tewasnya Moses, aksi sudah dilakukan sejak 2 April 1998. Pada saat itu mahasiswa akan melakukan long march dari kampus UGM menuju kantor DPRD Yogyakarta yang terletak di Jalan Malioboro. Rencana ini gagal setelah diketahui pihak aparat yang sudah berjaga di luar kampus.

Keesokan harinya, aparat kembali melarang mahasiswa keluar kampus untuk melakukan demonstrasi. Walaupun banyak mahasiswa yang mengindahkan larangan tersebut, tidak sedikit pula yang menerobos pagar kampus dan akhirnya bentrok dengan aparat.

Aksi kembali dilakukan satu bulan setelah pelarangan tersebut, tepatnya 5 Mei 1998. Pada demonstrasi kali ini mahasiswa tidak menghiraukan segala larangan yang telah dikatakan oleh aparat, sehingga menimbulkan bentrok fisik yang tidak terhindarkan.

Masa aksi yang tergabung dari berbagai universitas seperti, UGM, UNY, Universitas Sanata Dharma, hingga UIN Sunan Kalijaga. Berbagai peristiwa mulai mereka rasakan, mulai dari, bentrok fisik, pengejaran, hingga berujung pada penangkapan 29 orang demonstran pada 7 Mei 1998.

Puncak aksi terjadi keesokan harinya, 8 Mei 1998. Beberapa kampus sudah melakukan aksi damai sejak pukul 09.00. Sedangkan untuk aksi intinya baru dimulai setelah melakukan salat Jum’at, yang dilakukan oleh ribuan mahasiswa di depan kampus UGM.

Saat demonstrasi mahasiswa itu, menuntut segera dilakukan reformasi, yang berakhir bentrok dengan aparat. Puncak bentrokan terjadi saat pukul 17.00 dan berlangsung cukup lama. Bentrok ini banyak menimbulkan luka parah bagi mahasiswa hingga memakan korban jiwa.

Moses Gatotkaca yang menjadi korban dalam bentrok tersebut, ditemukan sekitar pukul 21.00. Kondisinya ketika itu sudah tergeletak di jalan dengan tangan yang patah dan melingkar kebelakang. Selain itu, darah segar mengalir deras di telinga dan hidungnya.

Setelah mengetahui kondisi Moses, para petugas medis yang hadir dalam aksi tersebut lekas memasukkannya ke dalam ambulans dan dibawa ke RS Panti Rapih. Namun, nyawanya tidak berhasil diselamatkan, setelah ia meninggal di dalam ambulans. Menurut dokter Sudjomo Jatmiko, Moses mengalami pendarahan akibat benda tumpul.

Gejayan yang sudah menjadi simbol pergerakan bagi mahasiswa Yogyakarta, tak jauh dari Jalan Moses Gatotkaca, dikenang setelah beberapa aksi yang bergulir seperti Gejayan memanggil 2019 yang menolak RUU KPK dan pada 2020 protes terhadap kebijakan Omnibus Law.

GERIN RIO PRANATA

Baca: Gejayan Memanggil dan Memori Moses Gatotkaca


Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mendiktisaintek Satryo Jajaki Penambahan Kuota Mahasiswa Indonesia di Kampus UC Berkeley

4 hari lalu

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro menerima kunjungan Rektor UC Berkeley, Rich Lyons di Gedung D Kemdiktisaintek, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2024. Dok. Kemendiktisaintek
Mendiktisaintek Satryo Jajaki Penambahan Kuota Mahasiswa Indonesia di Kampus UC Berkeley

Kemendiktisaintek dan UC Berkeley menjajaki kolaborasi di bidang pendidikan tinggi dan teknologi.


PWI Buka Kesempatan Pers Kampus Kompetisi dalam Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024, Ini Cara Daftar dan Kriterianya

5 hari lalu

Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024.
PWI Buka Kesempatan Pers Kampus Kompetisi dalam Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024, Ini Cara Daftar dan Kriterianya

PWI gelar Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024. Selain wartawan, pers kampus serta citizen journalism juga bisa ambil bagian. Apa kriterianya?


Kronologi Pembubaran Demonstrasi BEM Nusantara di Dekat Istana

7 hari lalu

Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM Nusantara Wilayah DKI Jakarta melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung KPK, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2023. Dalam aksi damai ini mereka menuntut penyelamatan KPK dari pihak-pihak yang ingin menjatuhkannya, serta mendukung KPK dalam melakukan pencegahan dan pemberantasan tindak pidana korupsi di Indonesia.  TEMPO/Imam Sukamto
Kronologi Pembubaran Demonstrasi BEM Nusantara di Dekat Istana

Seorang mahasiswa dari BEM Nusantara menjadi korban pemulukan personel kepolisian.


Washington Post: Elon Musk Sempat Bekerja secara Ilegal di AS pada 1990-an

9 hari lalu

CEO Tesla dan pemilik X Elon Musk, yang mendukung calon presiden dari Partai Republik, mantan Presiden AS Donald Trump, berbicara tentang pemungutan suara selama Balai Kota America PAC di Folsom, Pennsylvania, AS, 17 Oktober 2024. (REUTERS/Rachel Wisniewski)
Washington Post: Elon Musk Sempat Bekerja secara Ilegal di AS pada 1990-an

The Washington Post melaporkan pada Sabtu bahwa miliarder kelahiran Afrika Selatan Elon Musk bekerja secara ilegal di Amerika Serikat pada 1990-an


Mahasiswa ITB Bikin Game Literasi Keuangan Financial Streams, Juara Gemastik 2024

12 hari lalu

Game komputer buatan tim mahasiswa ITB berjudul Financial Streams. (Dok.Tim)
Mahasiswa ITB Bikin Game Literasi Keuangan Financial Streams, Juara Gemastik 2024

Game Financial Streams karya tim Catalys ITB itu menyabet juara pertama di ajang Gemastik 2024


Bukan Hanya MS, Diduga Ada 2 Dosen UPH Lagi yang Melakukan Pelecehan Seksual terhadap Mahasiswa

12 hari lalu

Kampus UPH. Foto : Istimewa
Bukan Hanya MS, Diduga Ada 2 Dosen UPH Lagi yang Melakukan Pelecehan Seksual terhadap Mahasiswa

HE, alumni Universitas Pelita Harapan (UPH) dari program studi musik mengungkapkan ada dua dosen yang pernah melakukan pelecehan seksual terhadapnya.


Atasi Stunting dengan Camilan Enak ala Mahasiswa UGM

13 hari lalu

Snack Bar dan Brownies ala Mahasiswa UGM. (Foto tim UGM)
Atasi Stunting dengan Camilan Enak ala Mahasiswa UGM

Sekelompok mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) membuat camilan enak sekaligus bisa menjadi solusi permasalahan stunting.


ITB Luncurkan Program Bantuan Keuangan, Mahasiswa Penerima Tidak Wajib Kerja di Kampus

13 hari lalu

Ilustrasi kampus ITB (Institut Teknologi Bandung). FOTO/ISTIMEWA
ITB Luncurkan Program Bantuan Keuangan, Mahasiswa Penerima Tidak Wajib Kerja di Kampus

Program bantuan keuangan mencakup pendanaan yang bersumber dari APBN, masyarakat, orang tua mahasiswa, dan ITB


Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

14 hari lalu

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro memberikan sambutan dalam acara serah terima jabatan (sertijab) Kantor Kemendikbudristek, Senayan, Jakarta, Senin, 21 Oktober 2024. TEMPO/Martin Yogi Pardamean
Menteri Satryo Soemantri Jamin Tidak Ada Mahasiswa yang Tidak Bisa Kuliah

Menteri Satryo Soemantri berkomitmen memastikan tidak ada mahasiswa yang terhambat kuliah hanya karena alasan keuangan.


Tekad Mahasiswa UNY Bartolomius Dias dari Pedalaman Kalimantan yang Pernah Kerja Memungut Sampah

15 hari lalu

Mahasiswa UNY Bartolomius Dias. UNY.ac.id
Tekad Mahasiswa UNY Bartolomius Dias dari Pedalaman Kalimantan yang Pernah Kerja Memungut Sampah

Kerja keras dan perjuangan Bartolomius Dias telah mengantarnya saat ini duduk sebagai mahasiswa berprestasi Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).