Proses pengosongan ini telah berlangsung sejak semalam, dimana pihak Pemda memberikan batas waktu pengosongan hari ini, Sabtu (8/11). Selama proses ini berlangsung, sejumlah mahasiswa asal Gowa melakukan orasi yang berisi menolak pengosongan ini, sementara orasi berlangsung tiba-tiba terjadi keribukan. Padahal saat itu Bupati Gowa, Ichsan Yasin Limpo, sedang berada di Balla Lompoa.
Sebelum Ichsan datang memastikan Balla Lompoa telah kosong, puluhan satpol pamong praja datang lebih dahulu untuk memeriksa pengosongan dan masih menurunkan beberapa meja dan lemari.
Andi Maddusila Andi Idjo, putra ke-4 Raja Gowa terakhir yakni Raja Gowa ke-36 Andi Ijo Daeng Mattawang, Karaeng Lalolang, mengatakan pemerintah
menjadikan alasan festival keraton ini untuk menyuruh kami pindah. Padahal kami ini adalah pelaku budaya yang membantu pemerintah untuk menggalakkan pariwisata. "Kita ini seperti kaki lima yang mau digusur begitu saja oleh Bupati dari rumah kami sendiri," katanya.
Sebelum pengosongan, jumlah keluarga kerajaan Gowa dan pelayan yang tinggal di Balla Lompoa sekitar 20 orang atau 6 kepala keluarga (KK). Diantaranya Putri ke-2 Raja Gowa Ke-36 Andi Merna Petta Puji bersama suaminya Andi Mochtar Pattakio.
Balla Lompoa ini dibangun 1936, setelah Raja Gowa ke-35, I Mangngi-mangngi Daeng Matutu, Karaeng Bontonompo yang bergelar Sultan Muhammad Tahir Muhibuddin. Diperuntukkan sebagai kediaman dan sekaligus menjadi pusat pemerintahan kerajaan Gowa. Saat Raja Gowa ke-35 wafat kemudian digantikan putranya Andi Ijo Daeng Mattawang, Karaeng Lalolang yang menjadi Raja Gowa terakhir yakni ke-36.
Saat itulah pemerintahan berubah dari bentuk swapraja menjadi swatantra, yakni daerah otonom tingkat II, dan Andi Ijo diangkat menjadi kepala daerah. Berakhirnya sistem pemerintahan kerajaan Gowa maka Balla Lompoa berubah status dari istana kerajaan menjadi museum. Berdasarkan SK Bupati BKDH TK II Gowa No 77/AU/1973 tanggal 11 Desember 1973. Selain museum juga menjadi pusat kebudayaan Makassar Gowa.
Balla Lompoa sebagai museum ini adalah tempat penyimpanan benda-benda pusaka Kerajaan Gowa, salah satunya adalah Salokoa yang merupakan Mahkota Ratu Gowa Pertama I Tumanurung.
Irmawati