TEMPO.CO, Jakarta - Asisten Kepala Kepolisian RI Bidang Operasi Inspektur Jenderal Imam Sugianto mengimbau kepada Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah dan Kepolisian Daerah Papua untuk memberikan perhatian khusus terhadap pelaksanaan operasi Madago Raya dan Nemangkawi.
Menurut Imam, kedua operasi itu memakan anggaran yang besar. "Operasi Madoga Raya dan Nemangkawi ini, mohon rekan Kapolda senior, Kapolda Sulteng dan Papua menjadi perhatian khusus karena ini betul-betul menyerap biaya yang cukup tinggi," ucap dia saat memberikan presentasi dalam Rapat Pimpinan 2021 di Gedung Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, pada Rabu, 17 Februari 2021.
Oleh karena itu, Imam meminta agar segera dilakukan evaluasi terhadap operasi kedua satgas tersebut. Khususnya ihwal apa yang telah berhasil dicapai dalam operasi itu.
Imam mengatakan jika hasil operasi tak maksimal, maka Kapolda Papua dan Kapolda Sulawesi Tengah harus melakukan terobosan. "Mohon buat perubahan-perubahan yang radikal sehingga target operasi yang harusnya di 2020 itu bisa dicapai, bisa diwujudkan di 2021 ini," kata dia.
Operasi Nemangkawi dibentuk dengan pertimbangan adanya gangguan Kamtibmas yang dilakukan oleh kelompok bersenjata di Papua yang telah melalui aksi teror kepada masyarakat.
Sedangkan Operasi Madago Raya atau yang dulunya bernama Tinombala dibentuk untuk melumpuhkan dan menangkap jaringan teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso. Santoso telah tewas setelah baku tembak dengan satuan tugas Tinombala pada 18 Juli 2016.
Operasi Madago Raya melibatkan gabungan pasukan Polri-TNI untuk meringkus sisa-sisa teroris kelompok Santoso di Poso. Belakangan, Satgas Tinombala melibatkan Kopassus TNI AD dan Brimob Polri untuk memburu sejumlah teroris tersisa dari kelompok pimpinan Ali Kalora itu.
Baca juga: Polri Ganti Nama Satgas Tinombala menjadi Operasi Madago Raya
ANDITA RAHMA