Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Genjot Pendonor Plasma Konvalesen, RSUP Sardjito Yogyakarta Kerahkan 8 Alat

image-gnews
Petugas menunjukan plasma darah yang baru diambil dari pendonor yang merupakan penyintas Covid-19 di PMI Bandung, Jawa Barat, 19 Januari 2021. Plasma darah itu selanjutnya diproses jadi plasma konvalesen yang mengandung antibodi dari donor penyintas Covid-19 yang akan diberikan sebagai terapi pada orang yang sedang menjalani perawatan dan pemulihan dari Covid-19 dengan tingkat efikasi cukup tinggi. Donor plasma konvalesen di Indonesia masih rendah, sekitar 40-50 kantong  padahal permintaan mencapai 200 kantong per hari. TEMPO/Prima Mulia
Petugas menunjukan plasma darah yang baru diambil dari pendonor yang merupakan penyintas Covid-19 di PMI Bandung, Jawa Barat, 19 Januari 2021. Plasma darah itu selanjutnya diproses jadi plasma konvalesen yang mengandung antibodi dari donor penyintas Covid-19 yang akan diberikan sebagai terapi pada orang yang sedang menjalani perawatan dan pemulihan dari Covid-19 dengan tingkat efikasi cukup tinggi. Donor plasma konvalesen di Indonesia masih rendah, sekitar 40-50 kantong padahal permintaan mencapai 200 kantong per hari. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta -Rumah Sakit Umum Pusat dr. Sardjito disingkat RSUP Sardjito saat ini masih menggencarkan upaya pendonoran plasma konvalesen untuk perang melawan Covid-19 yang belum terkendali khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Donor plasma konvalesen merupakan pengambilan plasma darah yang berasal dari penyintas Covid-19 yang sudah kembali sehat. Plasma darah yang diambil itu mengandung antibodi yang dapat membantu penyembuhan pasien CoViD-19.

“Kami memiliki delapan alat yang bisa dipakai untuk donor plasma konvalesen, bahkan tidak hanya untuk memasok kebutuhan di RSUP Sardjito saja, tapi juga ke rumah sakit lain,” ujar Direktur Utama RSUP dr. Sardjito dr. Rukmono Siswishanto Selasa 19 Januari 2021.

Rukmono menambahkan, dalam dua pekan terakhir misalnya, RSUP dr. Sardjito sudah menyalurkan 50 kantong plasma konvalesen. Salah satu tujuan penyaluran ialah rumah sakit rujukan Covid di Ambon.

RSUP dr. Sardjito sendiri sudah melakukan donor plasma ini sejak Oktober-November 2020 lalu. Menurut Rukmono, jumlah penyintas yang bersedia mendonorkan plasma itu cukup banyak.

Terlebih kasus sembuh di DIY juga lumayan tinggi. Misalnya berkaca dari perkembangan Covid-19 di DIY pada Selasa 19 Januari 2021, dari total kasus terkonfirmasi 17.515 kasus, jumlah kasus sembuh ada 11.659 kasus.

“Kami biasanya melakukan pendekatan untuk donor plasma konvalesen ini sejak pasien CoViD-19 itu masih di rawat,” ujar Rukmono.

Baca juga : 3 Hari Pasca Tahun Baru 2021: Covid-19 Yogya Tambah 28 Kasus Kematian 

Kalaupun tidak ada yang bersedia menjadi pendonor,  ujar Rukmono, biasanya karena jumlah antibodi yang terkandung kurang tinggi dari yang seharusnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, metode penyembuhan CoViD-19 dengan donor plasma konvalesen biasanya terjadi atas permintaan dokter yang menangani. Dan layaknya pendonor darah, pendonor plasma konvalesen bisa melakukan donor secara berulang.

“Bedanya, jika donor darah rentang waktunya sampai tiga bulan, kalau donor plasma konvalesen cukup dua minggu, sudah bisa kembali mendonorkan,” ujar dia.

Menurutnya donor yang diambil benar-benar hanya bagian plasmanya saja. Darah merahnya akan langsung dikembalikan ke tubuh, sehingga tidak akan mempengaruhi hemoglobin pendonor.

Kepala Dinas Kesehatan DIY, Pembayun Setyaningastutie mengatakan pemerintah DIY terus berupaya bagaimana agar semakin lebih banyak lagi penyintas yang mau menjadi pendonor.

“Kami melakukan edukasi yang benar kepada masyarakat terkait donor plasma konvalesen,” kata dia.

Pembayun menambahkan, semakin banyak masyarakat yang memberi perhatian dan tahu tentang donor plasma konvalesen, diharapkan semakin banyak penyintas yang bersedia menjadi pendonor. Metode penyembuhan ini pun diharapkan bisa menumbuhkan semangat bagi para penyintas.

“Bisa menjadi pendonor tentu juga bisa memberikan arti lebih bagi para penyintas, karena meskipun pernah terkena CoViD-19, mereka masih bisa berkontribusi atau berbuat baik untuk orang lain,” kata dia terkait upaya RSUP Sardjito tersebut.

PRIBADI WICAKSONO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

6 jam lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

6 jam lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

7 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.