TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah (Sulteng) mengelar patroli mulai dari Kota Palu sampai perbatasan Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar). Tujuannya ialah untuk mengantisipasi terjadinya aksi penjarahan bantuan sosial atau bansos untuk korban bencana gempa Majene dan gempa Mamuju.
"Patroli dilaksanakan oleh Ditsamapta Polda Sulteng, Sabtu malam, 16 Januari, dengan rute dari Kota Palu menuju perbatasan Provinsi Sulawesi Barat," kata Kabid Humas Polda Sulteng Kombes Pol. Didik Supranoto mengutip Antara, Ahad, 17 Januari 2021.
Ia mengatakan pelaksanaan patroli jarak jauh tersebut untuk memberi rasa aman kepada masyarakat dan sukarelawan dari Kota Palu yang akan menuju Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat.
"Hal ini untuk memastikan jalur distribusi logistik bantuan kemanusiaan dan para sukarelawan dari Palu menuju Kabupaten Mamuju aman,” tutur Didik.
Menurut Didik, pelaksanaan patroli dilakukan secara dialogis, artinya setiap ada kerumunan di pinggir Jalan Trans-Sulawesi, personel patroli berhenti dan berdialog sambil memberikan pesan kamtibmas dan pesan menaati protokol kesehatan. "Apabila berpotensi ganggu keamanan, langsung dibubarkan," katanya.
Pada Minggu pukul 01.00 Wita, lanjut Didik Supranoto, kepolisian tiba di perbatasan Provinsi Sulteng dan Sulbar. Polisi menyambangi petugas yang berada di pos dapur umum Pasang Kayu, Bundaran Mesjid Agung Pasang Kayu. Kemudian pada pukul 03.36 Wita kembali ke Mako Ditsamapta Polda Sulteng.
Didik mengatakan Polda Sulteng ikut membantu penanganan gempa Majene dan gempa Mamuju dengan mengirimkan ratusan personel. Selain itu, Polda Sulteng mengirim tenaga medis tim SAR bersama peralatan pendukung, mengirim bantuan logistik, bahan makan, dan bantuan lainnya.
Sebelumnya, pada Jumat dini hari, 15 Januari 2021 terjadi gempa Majene dan gempa Mamuju di Sulawesi Barat. Gempa menyebabkan korban jiwa, kerusakan fasilitas umum dan bangunan pemerintah maupun milik warga.
Baca juga: BNPB Catat Korban Meninggal Gempa Majene - Mamuju Menjadi 73 Orang