TEMPO.CO, Jakarta - Tuntutan masyarakat agar Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk mundur dari jabatannya, kian menguat. Kali ini, sebuah petisi digital di platform Change.org, berjudul 'Copot Terawan Sebagai Menteri Kesehatan', tengah ramai ditandatangani.
Hingga Selasa, 6 Oktober 2020, sudah ada 35 ribu lebih pengguna yang menandatangani petisi ini. Padahal, petisi baru dibuat enam hari lalu atau pada awal Oktober. Petisi dibuat oleh sejumlah perwakilan elemen masyarakat.
Ada dari Manik Marganamahendra yang merupakan Ketua BEM Universitas Indonesia 2019, Sultan Rivandi yang merupakan Presiden Universitas Islam Negeri Jakarta 2019, Supinah yang merupakan buruh, Irma Hidayana dari LaporCovid19 hingga JALA PRT (Jaringan Advokasi Nasional Pembantu Rumah Tangga) .
"Kami menilai bapak Terawan Agus Putranto telah gagal sebagai Menteri Kesehatan dalam menangani pandemi ini," tulis keterangan penjelasan dalam petisi tersebut.
Pembuat petisi menilai situasi Indonesia semakin buruk sejak enam bulan terserang Covid-19. Bahkan sejak awal pandemi, Terawan dinilai terkesan menggampangkan wabah ini. Hal ini membuat penularan di Indonesia semakin besar dan tak terkendali.
Mereka juga mempertanyakan pertanggungjawaban Terawan. Ia dinilai sering menghilang dan terkesan membiarkan publik melawan virus sendiri. Hal ini mereka sebut semakin membuat publik tak percaya pada kepemimpinan Terawan di kursi Menteri Kesehatan.
"Mari bersama-sama kita minta ke Presiden Joko Widodo untuk mencopot Terawan dari jabatan Menteri Kesehatan dan memilih ahli yang lebih kompeten sebagai Menkes," tulis petisi tersebut.
Di Change.org, sendiri, petisi terhadap Terawan bukan yang pertama. Namun sebelumnya petisi lebih fokus kepada permintaan kepada Terawan untuk lebih memperhatikan tes Covid-19 yang dinilai masih bermasalah, mulai dari biaya, akses hingga pelaksanaannya.
Tercatat ada dua petisi lain yang meminta Terawan mundur, yakni petisi berjudul #MenteriTerawanMundurSaja yang dibuat seminggu lalu dan yang berjudul TerawanMundur, GantiMenkes, KerjaCepatdanTepat yang dibuat enam bulan lalu. Namun kedua petisi ini tak mendapat banyak dukungan.