TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim membantah isu penghapusan mata pelajaran sejarah dari kurikulum nasional. Ia menegaskan bahwa pelajaran sejarah sangat penting bagi anak-anak Indonesia.
"Sejarah adalah tulang punggung identitas nasional kita. Tidak mungkin kami hilangkan," kata Nadiem dalam unggahan di Instagram pribadi, Ahad, 20 September 2020.
Nadiem mengatakan tak ada sama sekali kebijakan, regulasi, atau perencanaan penghapusan mata pelajaran sejarah di kurikulum nasional. Ia menyebut isu ini muncul karena ada presentasi internal yang keluar di tengah masyarakat. Presentasi itu terkait dengan salah satu permutasi penyederhanaan kurikulum.
"Kami punya banyak variasi berbeda yang sekarang tengah melalui FGD dan uji publik. Semuanya belum tentu permutasi tersebut yang menjadi final," kata Nadiem.
Ia menyayangkan isu yang berkembang kemudian ke arah penghapusan mata pelajaran sejarah. Bahkan Nadiem mengaku terkejut komitmen dia terhadap sejarah kebangsaan kemudian dipertanyakan. Padahal ia mengatakan misinya adalah memajukan pendidikan sejarah dan menjadikannya relevan dan menarik bagi anak-anak kita.
Nadiem Makarim mengatakan kakeknya adalah salah satu tokoh perjuangan dalam kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Orangtuanya adalah aktivis nasional dalam membela hak-hak asasi rakyat Indonesia dan berjuang melawan korupsi. "Anak-anak saya tak akan tahu bagaimana melangkah ke masa depan tanpa mengetahui darimana mereka datang," kata Nadiem.
Nadiem menegaskan misi sebagai menteri justru kebalikan dari tudingan negatif terhadap dirinya. Ia menargetkan pelajaran sejarah menjadi suatu hal yang relevan bagi anak muda.
"Dengan media yang menarik dan relevan bagi generasi baru kita. Agar bisa menginspirasi mereka. Identitas generasi baru yang nasionalis hanya bisa terbentuk dari suatu collective memory yang membanggakan dan menginspirasi," kata pendiri perusahaan aplikasi GoJek ini.