TEMPO.CO, Jakarta - Badan Keamanan Laut atau Bakamla RI melangsungkan Penandatanganan MoU Nota Kesepahaman Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Penandatangan Kontrak Pengadaan Mitraliur 12,7 MM dan Amunisi untuk Kapal Patroli Bakamla RI dengan PT Pindad (Persero).
"Bakamla pertama kali pengadaan senjata secara resmi dan kami baru mendapat izin membeli senjata ini sebetulnya sudah mulai bulan Juni atau Agustus," kata Kepala Bakamla RI, Laksdya TNI Aan Kurnia di Kantor Bakamla, Jakarta, 9 September 2020.
Melalui kegiatan penandatanganan kontrak tersebut, kata Aan, Bakamla turut dan akan terus mendukung pemerintah dalam mengembangkan produk-produk dalam negeri. Ia mengaku bangga dengan produk PT Pindad karena telah melalui beberapa tahap uji coba senjata sebelum dipasarkan.
Aan mengatakan Mitraliur 12,7 merupakan produk yang baru saja dikembangkan oleh PT Pindad dan langsung digunakan perdana oleh Bakamla. "Harapan saya, kita bisa happy, anak-anak juga puas nanti dengan produksi Pindad. Itu harapan kita semua," kata Aan.
Sementara itu, hal yang sama disampaikan oleh Direktur PT Pindad, Abraham Mose. Abraham mengatakan baru pertama kali mendapat kesempatan kontrak bersama Bakamla setelah beberapa kali tertunda.
Ia mengapresiasi keputusan Bakamla tersebut, serta berkomitmen industrinya akan terus mendukung kerja Bakamla. "Karena Pindad tidak jauh dan hubungan kita cukup dekat, apapun keluhan, catatan yang menjadi koreksi, silahkan pak. Kami sangat terbuka," kata Abraham.
Adapun Mitraliur 12,7 merupakan Mitraliur dengan kategori rendah yang akan digunakan sebagai self-defense kapal Bakamla. Senjata tersebut nantinya akan dipasangkan pada semua kapal Bakamla yang berukuran 48 M, 80 M, dan 110 M.
YEREMIAS A. SANTOSO