TEMPO.CO, Jakarta - Eri Cahyadi mengemasi barang-barang di ruang kerjanya di kantor Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) setelah mendapat rekomendasi dari PDIP untuk maju Pilkada Surabaya.
"Saya harus komitmen karena sudah menyatakan mundur dari aparatur sipil negara (ASN) dan secepatnya menanggalkan semua fasilitas negara yang saya pakai," ujarnya di Surabaya, Kamis 3 September 2020.
Ia berharap proses pengunduran dirinya semakin cepat karena lebih baik dan tak ingin dianggap menggunakan fasilitas rakyat untuk kepentingan politik.
Eri Cahyadi sudah bertahap mengemasi barang-barangnya, dimulai setelah menghadiri konferensi pers pencalonan dirinya oleh PDIP di Taman Harmoni pada Rabu malam 2 September, lalu melanjutkannya pada pagi tadi.
Mantan kepala Dinas Cipta Karya dan Dinas Kebersihan Ruang Terbuka Hijau (DKRTH) itu sempat menyapa dan berpamitan kepada stafnya, bahkan tidak sedikit pegawai bertepuk tangan karena niat Eri Cahyadi maju.
"Bismillah. Aku titip kantor yo, Rek! Tolong jaga kantor ini dengan kinerja yang baik. Kalau tidak pas kerjanya, nanti yang susah warga-warga tidak mampu karena mereka adalah kelompok paling rentan," ucapnya.
Usai mengemasi barangnya, Eri berjalan membawa koper dan boks kontainer berisi buku-buku bacaannya, seperti buku berjudul Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia tulisan Cindy Adams, Pengantar Analisis Kebijakan Publik tulisan William N. Dunn terbitan UGM, Indeks Drainase dan Banjir Perkotaan, dan Pembangunan Inklusif.
Pilkada Surabaya digelar 9 Desember 2020 dan akan diikuti dua pasangan calon, yakni Eri Cahyadi didampingi Armuji yang diusung PDI Perjuangan, beserta Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno usungan koalisi sejumlah partai politik.
ANTARA