TEMPO.CO, Jakarta - Kejaksaan Tinggi Bali akan menutup kasus yang melibatkan mantan Kepala Badan Pertahanan Nasional (BPN) Denpasar dan mantan BPN Kabupaten Badung, Tri Nugraha, pasca meninggal karena bunuh diri di toilet Kantor Kejaksaan Tinggi Bali.
"Dengan meninggalnya tersangka kasus kami tutup. Menyangkut barang bukti ada aturan-aturan nanti yang akan kami tindak lanjuti," kata Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Asep Maryono, Senin malam, 31 Agustus 2020.
Ia mengatakan selanjutnya akan memberitahukan kepada pihak keluarga dari tersangka Tri Nugraha. "Yang penting sekarang ini kami memberitahukan keluarga," katanya.
Selain itu, salah satu anggota Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri (FKPPI), Didik Supriyadi mendatangi Kantor Kejati Bali sekitar pukul 21.40 WITA. Ia menyayangkan kejadian yang menimpa Nugraha dan berharap peristiwa tersebut tidak terulang.
"Jadi ini di Kejati Bali tanpa pemeriksaan dengan sekuritas yang jelas, yang tegas sampai terjadi seperti ini. Saya sangat menyesali kejadian ini dan harus dibuka terang benderang terkait apa yang terjadi terhadap Tri Nugraha," kata Didik.
Ia mengatakan keluarga akan melakukan tindakan dan melakukan pelaporan. "Sementara melaporkan tentang kenapa bisa terjadi sampai ada penembakan, tidak tahu terjadi atas diri sendiri atau orang lain. Proses pencarian siapa yang melakukan ini," kata Didik.
Sebelumnya, tersangka Tri Nugraha diduga melakukan aksi bunuh diri saat akan dijemput petugas. Ia akan diproses penahanan dari Kejati Bali menuju Lapas Kerobokan. Sekitar pukul 19.40 WITA diketahui Tri Nugraha melakukan bunuh diri dalam toilet Kejati Bali.
Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Asep Maryono menjelaskan bahwa saat itu posisi Nugraha berada dalam toilet. Setelah mengetahui bahwa tersangka Tri Nugraha menembakkan pistol ke dada kirinya, petugas langsung membawa ke mobil tahanan menuju Rumah Sakit Bros.
"Senjatanya pistol. Kami belum tahu jenis apa. Dia (Tri Nugraha) menembak bagian dadanya didalam toilet. Kami tidak tahu dia bawa pistol. Ada satu kali tembakan saja. Setelah terdengar letusan baru kami buka," ujar Maryono.