TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Luwu Utara Hermansyah menyatakan bahwa pasokan air bersih menjadi kebutuhan utama yang sangat dibutuhkan warga terdampak bencana banjir bandang di lokasi pengungsian.
“Semua fasilitas di lokasi pengungsian telah diberikan mulai dari makanan, dapur umum, baju layak pakai sampai toilet. Namun saat ini air bersih menjadi hal yang utama dan paling dibutuhkan oleh para pengungsi,” ucap Hermansyah melalui keterangan tertulis pada Ahad, 19 Juli 2020.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB, saat ini terdapat 76 titik pengungsian yang tersebar di tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Sabbang, Kecamatan Baebunta dan Kecamatan Masamba. Setiap lokasi pengungsian diisi oleh 70 sampai 100 orang.
Selain kebutuhan air bersih, tenda-tenda pengungsian masih dibutuhkan untuk memfasilitasi tempat tinggal sementara para warga terdampak. Kecamatan Masamba memanfaatkan gedung-gedung tertentu untuk dijadikan tempat pengungsian warga setempat.
“Kami juga membutuhkan tenda-tenda pengungsi. Untuk mengantisipasi kekurangan tenda, warga terdampak di Kecamatan Masamba menggunakan gedung-gedung sebagai lokasi pengungsian,” ucap Hermansyah.
Adapun pelayanan bagi warga yang masuk dalam kategori rentan seperti lansia (lanjut asia), ibu hamil dan balita, pemerintah daerah setempat telah memfasilitasi pelayanan kesehatan tambahan bagi mereka.
Dalam bencana banjir di Luwu Utara ini, hingga 18 Juli, sebanyak 36 jiwa meninggal, 67 hilang, 51 luka dan dirawat serta 14.483 mengungsi.