TEMPO.CO, Jakarta - Co-founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, mengatakan bursa pergantian kursi Panglima TNI sudah mulai terasa.
Dari penilaian dia, Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Andika Perkasa dan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Yudo Margono, sama-sama memiliki peluang besar menggantikan Marsekal Hadi Tjahjanto.
Khairul mengatakan peluang kedua kepala staf itu akan sangat tergantung dari keputusan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Bila tetap akan diganti dalam waktu dekat, maka menurut saya yang berpeluang paling besar adalah KSAD Andika Perkasa. Namun jika pergantian dilakukan setelah pertengahan tahun depan, peluang KSAL Yudo Margono juga akan menguat," kata Khairul saat dihubungi Tempo, Senin, 22 Juni 2020.
Khairul mengatakan hal ini cukup spekulatif. Namun dari penilaian dia, peluang bagi Andika untuk menjabat Panglima memang akan makin kecil jika pergantian dilakukan setelah tengah tahun depan. Apalagi jika menunggu Panglima Hadi Tjahjanto memasuki masa pensiun, pada November 2021.
Pasalnya pada Desember 2022, Andika akan berusia 58 tahun, atau usia pensiun. Artinya jika terpilih ia diangkat menjadi Panglima TNI pada November 2021 atau di usia 57 tahun, maka ia hanya akan menjabat kurang lebih setahun.
"Masa jabatan yang terlalu singkat atau terlalu panjang di puncak, akan berdampak kurang bagus untuk organisasi," kata Khairul.
Namun di sisi lain, belakangan konten-konten media sosial maupun pemberitaan yang mengangkat aktivitas Andika di tengah wabah Covid-19 ini juga cukup marak.
Khairul mengatakan hal ini seakan menegaskan keinginan tersebut. Selain itu, secara politis maupun personal, Khairul melihat relasi Jokowi dengan Andika jelas sangat kuat. "Nah itu membuat peluangnya juga menjadi lebih kuat. Tapi peluang itu jelas dibatasi oleh waktu," kata dia.
Sementara itu, ia melihat Yudo Margono juga cukup populer belakangan. Setelah menjabat Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan), dan terlibat dalam penanganan Covid, Yudo dinilai Khairul cukup menonjol.
"Hal itu tentu menjadi catatan tersendiri. Apalagi masa aktif beliau juga sekitar satu tahun lebih panjang dari masa aktif Andika," kata Khairul.