TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati mengatakan tiga kepala staf angkatan berpeluang sama untuk menjabat sebagai panglima TNI. "Kepala Staf Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara berpeluang sama untuk menjabat panglima TNI,” Susaningtyas, di Jakarta, Rabu, 18 Juni 2020.
Meski harus bergantian namun pada kenyataannya Presiden yang menentukan siapa yang akan menjabat. “Hak prerogatif presiden tidak dapat diintervensi oleh siapapun."
Nuning menyampaikan pernyataannya sehubungan dengan kegiatan olahraga bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) bersama Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Andika Perkasa, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Kasal Laksamana TNI Yudo Margono, dan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, di Istana Bogor, Ahad, 14 Juni 2020.
Pertemuan Presiden Jokowi dan tiga kepala staf angkatan itu menimbulkan spekulasi siapa yang layak untuk menjabat panglima TNI mendatang untuk menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.
Susaningtyas menjelaskan berdasarkan Pasal 13 ayat 4 UU RI Nomor 34 Tahun 2004 mengamanatkan panglima TNI dapat dijabat oleh perwira tinggi aktif yang sedang atau pernah menjabat sebagai kepala staf angkatan.
Meski demikian, ada tiga hal penting yang patut pertimbangkan. Pertama, usia dan prestasi kerja. "Sangat penting untuk menentukan proyeksi masa jabatan panglima TNI minimal dua tahun ke depan untuk menjaga proses regenerasi."
Jika tidak diperhatikan, pengalaman menunjukkan beberapa perwira yang cemerlang tidak sempat menjabat karena terhalang seniornya yang belum pensiun. "Padahal untuk jabatan sestrategis panglima TNI tidak harus menunggu pensiun. Apalagi jika dipertimbangkan prestasi kerja selama dinas." Ukuran prestasi kerja yang memang belum standar menyebabkan banyak spekulasi hanya berdasarkan rekam jejak pengalaman dinas.
Kedua, pertimbangan kebutuhan organisasi TNI dalam kurun waktu ke depan sebagai bagian modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista), sehingga dibutuhkan kemampuan manajemen tempur dan diplomasi militer yang andal. Ketiga, pertimbangan perkembangan lingkungan strategis pada tataran global dan regional.
"Dibutuhkan sosok panglima TNI yang memiliki dampak penangkalan bagi petinggi militer internasional. Penting sekali jika panglima TNI disegani dunia internasional," kata Susaningtyas.