TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Semarang, Jawa Tengah, Hendrar Prihadi mengatakan kasus Covid-19 di daerahnya meningkat pesat setelah Lebaran 2020. Padahal, kata dia, kasus Covid-19 sempat turun dari awalnya sebanyak 130 orang hingga tinggal 47 orang di H-7 Lebaran.
"Mendekati Lebaran ada persoalan, orang sudah lupa namanya Corona, mereka berbicara persiapan Lebaran meskipun mudik dilarang," kata pria yang akrab disapa Hendi ini dalam webinar 'Pancasila dan Keadilan Sosial', Selasa, 9 Juni 2020.
Alhasil, Kota Semarang kembali menerapkan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) untuk periode 25 Mei hingga 7 Juni. Ini merupakan PKM jilid II setelah sebelumnya diberlakukan pada 27 April hingga 24 Mei. Hendi mengatakan tes masif dan penelusuran kontak juga terus dilakukan.
"Hari ini kondisi paling puncak karena Kota Semarang sampai 211 orang," ujar politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini.
Selain itu, ada 298 orang sembuh dan 57 orang meninggal karena Covid-19. Hendi mengatakan Kota Semarang kini memberlakukan PKM jilid ketiga.
Ia menjelaskan, pergerakan orang dan barang sulit dikendalikan karena Semarang merupakan daerah lintas kota. Dalam Pembatasan Kegiatan Masyarakat, orang masih boleh menjalankan kegiatan usaha tetapi dengan rambu-rambu dan protokol kesehatan.
Pabrik masih diperbolehkan beroperasi tetapi jumlah pekerja dalam setiap sif dikurangi hingga setengahnya. Pedagang kaki lima juga diperbolehkan dari pagi hingga pukul 8 malam, tetapi harus menerapkan protokol kesehatan. Begitu pula dengan restoran.
Menurut Hendi, patroli juga terus dilakukan oleh TNI, Polri, dan Pemerintah Kota Semarang. "Kami mengimbau, mengingatkan masyarakat untuk tergerak menerapkan hidup sesuai SOP kesehatan," kata Hendi.