TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno tak berkomentar banyak soal peluang dirinya menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Pria yang menjabat Wakil Ketua Komisi VII DPR itu mengatakan akan menghormati keputusan Prabowo.
"Duh, saya begini, apapun, kita hormati keputusan presiden terpilih," kata Eddy ketika ditemui Tempo di Komplek Istana Negara, Jumat, 10 Mei 2024.
Selebihnya, Eddy mengatakan akan mengikuti arahan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan alias Zulhas. Namun, ia tidak menjawab ketika ditanya Tempo soal kesiapannya menjabat posisi Menteri ESDM.
"Saya ikut arahan ketua umum saya. Gitu aja," ucap Eddy.
Laporan Majalah Tempo edisi Minggu, 5 Mei 2024, menyebut kursi-kursi di Kabinet Prabowo Subianto diperebutkan para politikus. Penyusunan kabinet itu pun menjadi tidak mudah bagi Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Dua narasumber yang mengetahui isi pertemuan itu bercerita, Prabowo mengeluh soal partai pendukungnya yang berebut kursi Menteri ESDM. Kementerian itu menjadi incaran karena mengatur izin tambang mineral dan batu bara. Per 16 Desember 2022, lembaga itu mencatat pendapatan negara bukan pajak dari sektor tambang Rp 173,5 triliun.
Di lingkup internal koalisi Prabowo, posisi Menteri ESDM setidaknya menjadi incaran Partai Golkar dan PAN. Menurut dua petinggi Koalisi Indonesia Maju, Golkar menyodorkan nama Wakil Ketua Komisi Energi Dewan Perwakilan Rakyat Rakyat (DPR) Maman Abdurrahman. Sementara itu, PAN Mengajukan Sekjen Eddy Soeparno, yang juga Wakil Ketua Komisi Energi.
Narasumber yang mengetahui proses pembentukan kabinet Prabowo mengatakan Eddy dan Maman akan berebut kursi Menteri ESDM dengan Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rosan Roeslani dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia. Bahlil ditengarahi mendapat dukungan Presiden Jokowi.
RIRI RAHAYU | MAJALAH TEMPO
Pilihan editor: Zulkifli Hasan Sebut Gerindra dan PAN Siapkan Ridwan Kamil Maju di Pilgub Jakarta