Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

PSBB Jawa Barat Dilanjutkan, Ini Daftar 12 Kabupaten dan Kotanya

image-gnews
Warga dan supir ojek daring mengantre dengan aturan jaga jarak untuk membeli minuman cepat saji di Bandung, Jawa Barat, Senin 1 Juni 2020. Pemerintah Kota Bandung  mengeluarkan kebijakan PSBB secara proporsional dengan memperbolehkan restoran menerima masyakat untuk makan di tempat dengan syarat 30 persen kapasitas fasilitas dan hanya diberi waktu maksimal waktu 60 menit serta tetap mematuhi protokol kesehatan. ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Warga dan supir ojek daring mengantre dengan aturan jaga jarak untuk membeli minuman cepat saji di Bandung, Jawa Barat, Senin 1 Juni 2020. Pemerintah Kota Bandung mengeluarkan kebijakan PSBB secara proporsional dengan memperbolehkan restoran menerima masyakat untuk makan di tempat dengan syarat 30 persen kapasitas fasilitas dan hanya diberi waktu maksimal waktu 60 menit serta tetap mematuhi protokol kesehatan. ANTARA FOTO/Novrian Arbi
Iklan

TEMPO.CO, Bandung -Juru bicara Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jawa Barat, Daud Achmad mengatakan, kajian epidemiologi penyebaran virus Covid-19 di Jawa Barat menyimpulkan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Jawa Barat harus dilanjutkan.

“Berdasarkan kajian epidemiologi, kita harus melakukan itu, pelaksanaan PSBB Jawa Barat Proporsional untuk yang 12 kabupaten/kota,” kata dia, di Bandung, Selasa, 2 Juni 2020. 

Daud mengatakan, evaluasi PSBB perpanjangan pertama pada 25 Mei 2020 yang di umumkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyimpulkan dari pemetaan level kewaspadaan kabupaten/kota ada 12 daerah yang masuk zona kuning, atau Level 3. Daerah tersebut mendapat rekomendasi melanjutkan PSBB Jawa Barat.

Sementara dari hasil pemetaan level kewaspadaan itu, sisanya, yakni 15 kabupaten/kota berada di zona biru, atau Level 2. Pemerintah Jawa Barat mengizinkan 15 daerah itu untuk memulai pentahapan pelaksanaan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). “Yang 15 kabupaten/kota itu boleh AKB, tapi dalam koridor leveling,” kata Daud.

Daud mengatakan, kajian epidemilogi Jawa Barat untuk indikator angka reproduksi penularan Covid-19 di Jawa Barat pada saat evaluasi PSBB perpanjangan pertama di angka 0,97, indikator tersebut jauh membaik dibandingkan pada Maret 2020 sebelum pelaksanaan PSBB yakni di anga 3-4. Tapi hasil kajian terbaru, angkanya membaik. 

“Terakhir tadi di laporkan di rapat Gugus Tugas (Jawa Barat) per hari ini, kita sudah di angka 0,68. Minggu kemarin kita masih di angka 0,97. Per hari ini kajian tim epdemiologi kita sudah di angka 0,68, jadi makin menurun. Mudah-mudahan bisa mencapai angka 0, tidak naik lagi. Itu yang kita harapkan,” kata Daud.

Daud mengatakan, Jawa Barat menjadi salah satu daerah yang mendapat izin menerapkan New Normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Presiden Joko Widodo, saat kunjungannya di Bekasi sembari melihat pelaksanaan New Normal di salah sat mall di sana, misalnya menyebutkan Jawa Barat salah satu dari 4 provinsi di Indonesia yang diberikan izin menerapkan New Normal.

“Empat provinsi di izinkan untuk melakukan New Normal, bersama Sumatera Barat, DKI, dan Gorontalo. Jawa Barat masuk dalam 4 provinsi yang di izinkan. Makanya kita mengeluarkan apa yang disebut AKB, Adaptasi Kebiasaan Baru, kita buat dalam 5 level, dan sudah dirilis 25 Mei kemarin oleh Pak Gubernur,” kata Daud.

Belakangan Gugus Tugas Penanggulangan Nasional Covid-19 merilis tambahan 102 kabupaten/kota lagi yang mendapat izin menerapkan New Normal. “Dan 102 kabupaten/kota tadi adalah kabupaten/kota tanpa kasus Covid, dia di daerah hijau. Tidak ada kasus Covid,” kata Daud.

Daud mengatakan, evaluasi terakhir PSBB Provinsi mendapati terdapat 12 kabupaten/kota yang berada di zona kuning dan mendapat rekomendasi untuk melanjutkan PSBBB. Sementara ada 15 kabupaten/kota di Jawa Barat yang masuk zona biru yang mendapat izin untuk menerapkan AKB.

“Ada 15 kabupaten/kota yang bisa melaksanakan ABK, berada di level biru. Ada 12 yang masih melanjutkan PSBB. Nah kita memberikan kewenangan pada daerah untuk melaksanakan AKB, berdasarkan tentunya, kajian-kajian para ahli, baik ahli kesehatan maupun juga ahli ekonomi” kata Daud.

Daud mengatakan, AKB dilaksanakan bertahap. Tahap pertama dengan membuka rumah ibadah. Kelanjutan tahap berikutnya harus melewati evaluasi tiap 7 hari, selama seminggu.

“Kita lihat kalau 1 minggu oke, nanti kita ke industri dan perkantoran. Karena industri dan perkantoran ini mempunyai dampak yang besar pada ekonomi tapi berisiko kecil untuk kesehatan. Setelah industri baru kita ke tempat-tempat lain, ke pertokoan, itu dampaknya ekonominya tidak terlalu besar, tapi risiko kesehatannya sangat tinggi. Setelah itu baru wisata” kata dia. 

Daud mengatakan, pembukaan tempat wisata hanya dimungkinkan untuk daerah yang sudah berada di level biru. “Terakhir pendidikan. Tapi pendidikan ini masih terus dikaji. Dan kemungkinan, pendidikan itu tetap daring sampai akhir tahu, kemungkinan seperti itu,” kata dia. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Daud mengatakan, untuk melaksanakan New Normal penuh, syaratnya harus mencabut status PSBB. “Sementara ini kita masih melakukan PSBB. Karena kalau mau AKB itu harus cabut dulu PSB. Yang cabut PSBB itu kewenangan Menteri Kesehatan,” kata dia.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

50 hari lalu

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS
Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?


Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

56 hari lalu

Suasana ruang tunggu penumpang di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Jumat, 12 Juni 2020. Petugas pun telah memasang tanda jarak agar penumpang dapat menerapkan physical distancing saat berada di area stasiun. TEMPO/Muhammad Hidayat
Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.


Pengunjung Kota Tua Bicara Covid-19 Meningkat: Khawatir tapi ....

26 Desember 2023

Suasana kawasan wisata Kota Tua saat libur Natal, di Jakarta Barat, Senin, 25 Desember 2023. TEMPO/Novali Panji
Pengunjung Kota Tua Bicara Covid-19 Meningkat: Khawatir tapi ....

Pantauan TEMPO, belum ada imbauan penerapan protokol kesehatan dari pengelola Kota Tua imbas dari meningkatnya kasus positif Covid-19.


Saran Epidemiolog untuk Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 di Liburan Akhir Tahun

20 Desember 2023

Ilustrasi penumpang kereta. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan
Saran Epidemiolog untuk Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 di Liburan Akhir Tahun

Protokol kesehatan adalah kunci pencegahan COVID-19 dan untuk mengatasi lonjakan kasus COVID-19 saat liburan akhir tahun.


Terpopuler: Ekspor Benih Lobster Dilarang Susi Pudjiastuti tapi Mau Dibuka Trenggono, Kemenhub Imbau Penumpang Transportasi Umum Pakai Masker

20 Desember 2023

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menjadi narasumber saat acara diskusi
Terpopuler: Ekspor Benih Lobster Dilarang Susi Pudjiastuti tapi Mau Dibuka Trenggono, Kemenhub Imbau Penumpang Transportasi Umum Pakai Masker

Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan pemerintah akan kembali membuka ekspor benih lobster atau benur. Padahal dulu dilarang Susi Pudjiastuti.


Perlunya Sosialisasi Prokes untuk Cegah Kenaikan Kasus Covid-19

15 Desember 2023

Ilustrasi cuci tangan. pixabay.com
Perlunya Sosialisasi Prokes untuk Cegah Kenaikan Kasus Covid-19

Sosialisasi protokol kesehatan perlu digalakkan kembali di media untuk menekan kasus COVID-19 yang akhir-akhir ini naik.


Puncak Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta Diprediksi 2 Minggu Lagi

15 Desember 2023

Sejumlah alat kesehatan yang sudah tidak digunakan di Rumah Sakit Darurat COVID (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Jumat 31 Maret 2023. RSDC Wisma Atlet Kemayoran resmi ditutup pada Jumat (31/3/2023), setelah pertama kali merawat pasien Covid-19 pada 23 Maret 2020. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Puncak Kenaikan Kasus Covid-19 di Jakarta Diprediksi 2 Minggu Lagi

Dinas Kesehatan DKI memprediksi kenaikan kasus Covid-19 bakal terjadi sampai dua pekan ke depan atau bertepatan dengan libur Natal dan Tahun Baru.


Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Bertambah Lagi Hari Ini, Total Ada 365

13 Desember 2023

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock
Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Bertambah Lagi Hari Ini, Total Ada 365

Kasus aktif Covid-19 di Jakarta hari ini kembali bertambah. Total kini ada 365 pasien yang terinfeksi virus corona.


Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Pialang memperhatikan Tampilan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (24/10/2017).Foto Agung Rahmadiansyah/Tempo
Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.


Waspada Penyakit Long Covid Masih Mengintai di Sekitar Kita

9 Agustus 2023

Tenaga medis memeriksa tekanan oksigen kepada pasien Covid-19 di ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tipe D Kramat Jati, Jakarta, 8 Juli 2021. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Waspada Penyakit Long Covid Masih Mengintai di Sekitar Kita

Penyakit long Covid masih menjadi ancaman serius bagi banyak orang yang pernah terinfeksi virus corona. Apa yang harus dilakukan untuk antisipasi?