TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengimbau kepada masyarakat untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri dengan tetap berada di rumah. Sebab, jika masyarakat tak mau patuh dan tetap melaksanakan salat di masjid atau lapangan maka, kata Ma'ruf, mereka tidak mentaati prinsip agama Islam.
"Prinsip agama Islam menghilangkan, memperkecil kemudaratan. Andai kata kita memaksa mengadakan di masjid, di lapangan, lalu terjadi penularan, itu akan memperbesar bahaya," ucap Ma'ruf melalui konferensi pers daring pada Jumat, 22 Mei 2020.
Ma'ruf pun meminta maaf lantaran pemerintah sulit menghadapi Covid-19. Salah satu alasannya adalah jumlah penduduk Indonesia yang banyak jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya, serta wilayah Indonesia yang luas dari Sabang sampai Merauke.
"Kami pemerintah mohon maaf karena memang bahaya belum hilang, bahaya corona ini belum hilang. Untuk menghilangkan ini bukan sesuatu yang mudah. Karena Indonesia ini, selain corona juga merupakan virus yang sulit dihadapi, kita bangsa Indonesia itu memiliki jumlah penduduk yang besar dibanding negara-negara ASEAN lainnya," kata Ma'ruf.
Ditambah, kata Ma'ruf, dengan sikap masyarakat yang tidak disiplin dan patuh terhadap aturan. Hari ini, 22 Mei 2020, terjadi penambahan kasus baru terkonfirmasi positif sebanyak 634 orang. Sehingga total kini menjadi 20.796 kasus, dari 20.162 kasus.
Lalu, untuk pasien sembuh kini bertambah menjadi 5.057 orang dari sebelumnya 4.838 orang. Sedangkan, untuk pasien meninggal menjadi 1.326 orang, dari sebelumnya 1.278 orang.