TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menetapkan target jumlah kasus Covid-19 melandai pada Mei 2020, dengan cara apapun. "Target kita di bulan Mei ini harus betul-betul tercapai," ujar Jokowi saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 6 Mei 2020.
Sesuai target yang ditentukannya, kurva jumlah kasus Covid-19 sudah harus turun dan masuk posisi sedang di Juni. “Di Juli masuk posisi ringan. Dengan cara apapun,” kata Jokowi.
Namun peneliti punya hitungan berbeda. Berikut prediksi angka kasus Covid-19:
--Peneliti Singapore University of Technology and Design (SUTD) Data-Driven Innovation Lab, memprediksi akhir pandemi Covid-19 lebih lama dari perkiraan awal mereka sendiri.
Sebelumnya, SUTD Data-Driven Innovation Lab memprediksi pandemi Covid-19 di Indonesia berakhir pada 6 Juni 2020. Dalam perkembangannya, prediksi itu kembali berubah.
Terakhir dalam laporan yang diperbaharui pada 5 Mei lalu, prediksi akhir masa pandemi mundur menjadi Oktober 2020.
--Peneliti Pusat Pemodelan Matematika dan Simulasi (P2MS) ITB memprediksi epidemi virus Corona akan berakhir di Indonesia akhir Mei hingga awal Juni 2020.
Penelitian yang dilakukan oleh P2MS ini menggunakan model pengembangan dari model logistik, Richard's Curve yang diperkenalkan oleh F.J.Richards. Model Richard's Curve terpilih ini diuji coba dengan berbagai data kasus Covid-19 dari berbagai macam negara, seperti Cina, Iran, Italia, Korea Selatan, dan Amerika Serikat. Termasuk data akumulatif seluruh dunia.
--Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Ascobat Gani, memprediski akhir wabah Covid-19 di Indonesia berakhir antara Mei dan Juni apabila didukung oleh perilaku masyarakat yang baik.
--Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Slamet Budiarto memperkirakan waktu tak jauh berbeda dengan pemerintah. “Saya perkirakan Juni bisa kelar kalau tidak boleh mudik dan PSBB diperpanjang,” ujar Slamet, akhir April lalu.
DEWI NURITA | BERBAGAI SUMBER