TEMPO.CO, Bandung - Menteri Dalam Negeri atau Mendagri Tito Karnavian mengatakan pembatasan pembelian sembako lewat Surat Edaran Satgas Pangan Mabes Polri dilakukan untuk memastikan sembako tersedia di setiap wilayah.
“Setiap daerah, kalau ada kebijakan social distancing, menjaga jarak, otomatis akan berpengaruh ke ekonomi. Maka masyarakat menengah ke bawah ini yang paling rentan di bidang ekonomi harus dibantu dengan sembako. Makanya sembako harus tetap ada,” kata Tito di Bandung, Rabu, 18 Maret 2020.
Tito mengatakan, Presiden Joko Widodo menugaskan Bulog, Menteri Pertanian, dan Menteri Perdagangan untuk memastikan ketersediaan sembako. “Pastikan kecukupan sediaan sembako,” kata dia.
Sebelumnya, kata Tito, pemerintah mendapati sudah ada pihak yang menimbun embako dengan memanfaatkan social distancing. “Beberapa kasus, ada oknum yang memanfaatkan situasi ini dalam rangka buat penimbunan. Beli dalam jumlah besar, lalu ditimbun, barang langka, harga naik, baru dilepas barang. Itu tidak boleh,” ujarnya.
Ketua Satuan Tugas Pangan Polri Brigadir Jenderal Daniel Tahi Monang sebelumnya menuturkan keluarnya surat edaran ihwal pembatasan penjualan sejumlah kebutuhan pokok akibat wabah Covid-19 atas permintaan dari asosiasi pedagang ritel dan pedagang pasar.
"Karena mereka merasa ada pembelian di beberapa komoditas melonjak. Sementara kalau itu terus dibiarkan, maka mereka kesulitan untuk distribusi. Barangnya ada, tapi distribusi dalam waktu dekat kan tidak bisa dilakukan," ujar Daniel, Rabu, 18 Maret 2020. Maka dari itu, kata Daniel, Satgas Pangan mengeluarkan aturan untuk mengatur peredaran bahan pangan di masyarakat.
Dalam surat edaran yang ditujukan kepada Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia, tertera pembatasan terhadap beras maksimal 10 kilogram, gula maksimal dua kilogram, minyak goreng maksimal empat liter dan mie instan maksimal dua dus. "Jadi kami bikin pembatasan agar terjadi keadilan," kata Daniel.
Ia meminta kepada seluruh masyarakat untuk tidak melakukan pembelian dalam jumlah banyak karena merasa panik. Ia pun meyakinkan stok bahan pangan atau sembako masih tersedia untuk masyarakat. "Kenaikan harga itu kan salah satunya juga karena ibu-ibu pada panik. Makanya saya imbau jangan panik, semua stok tercukupi," kata Daniel.