TEMPO.CO, Jakarta - WNI kru kapal pesiar Diamond Princess khawatir tertular virus Corona (Covid-19) jika tak segera dievakuasi kembali ke Indonesia.
Salah satu dari mereka, Dimas Wahyu Pratama, mengatakan situasi di kapal yang sedang sandar di Yokohama, Jepang, itu semakin mencekam dan mengkhawatirkan.
"Sangat mencekam karena tiap hari semakin tambah dan crew dari negara lain udah pulang duluan," kata Dimas kepada Tempo, Senin malam, 25 Februari 2020.
Menurut Dimas, selain WNI sebagian besar kru tersisa dari India, Italia, dan Afrika Selatan. Sebelumnya, ada 78 WNI yang menjadi anak buah kapal (ABK) Diamond Princess Cruise dan sembilan di antaranya dinyatakan positif virus Corona lalu dirawat di Yokohama.
Jika menjadi yang terakhir tinggal, mereka juga harus mengurus kapal. "Saat ini juga masih kerja sedikit-sedikit," kata Dimas.
Dimas menjelaskan bahwa pemeriksaan di kapal sebenarnya bagus. Dia mengaku terakhir diperiksa empat hari lalu.
Setiap kamar dipasangi pengukur suhu tubuh. Apabila temperatur badan melebihi batas, mereka diharuskan melapor ke kapten kapal agar lekas ditangani.
Kebutuhan logistik di Diamond Princess pun tercukupi.
"Dari Jepang dan perusahaan selalu memenuhi bahkan lebih buat crew-nya. Company juga tidak mau crew-nya sakit," ujar pria 23 tahun ini.
Meski begitu para awak tetap khawatir ancaman tertular Virus Corona jika semakin lama berada di kapal. Mereka tak ingin menjadi korban selanjutnya.
Itu sebabnya Dimas dan WNI yang lain berharap Pemerintah Indonesia segera menjemput mereka dengan pesawat. Mereka menyatakan tak masalah jika nanti dikarantina di Indonesia yang udaranya segar.
"Karena di sini tempatnya sempit, semua udara jadi satu. Udara pun dingin."
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto telah menyatakan pemerintah tak ingin terburu-buru mengevakuasi WNI dari kapal Diamond Princess. Ia beralasan pemerintah masih bernegosiasi dengan Jepang soal skema pemulangan.
Terawan mengakui Pemerintah Jepang menyarankan evakuasi dilakukan dengan pesawat. Namun, Terawan mempertimbangkan penjemputan menggunakan kapal laut.