Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Plt Kepala BPIP: Rukun dan Toleran Tak Cukup Jadikan Bangsa Maju

Reporter

Editor

Purwanto

image-gnews
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri, dan Plt. Kepala BPIP Hariyono melakukan penandatanganan MoU tentang pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, 20 Mei 2019. Tempo/Friski Riana
Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Ketua Dewan Pengarah BPIP Megawati Soekarnoputri, dan Plt. Kepala BPIP Hariyono melakukan penandatanganan MoU tentang pelaksanaan pembinaan ideologi Pancasila di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, 20 Mei 2019. Tempo/Friski Riana
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono menyatakan untuk menjadi bangsa yang maju tak cukup dengan hidup rukun dan toleran.

"Ciri orang Pancasilais adalah rukun toleran tetapi tak mungkin kita bisa menjadi bangsa berdaulat bangsa yang makmur kalau cuma sekadar rukun, sekadar toleran, kita harus mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi," ucap Hariyono.

Hal tersebut dikatakannya dalam kegiatan "Sosialisasi Pancasila kepada Pendidik sebagai Upaya Mencegah Benih-Benih Intoleransi, Terorisme, dan Radikalisme di Kalangan Pemuda" di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa untuk bisa memajukan bangsa harus ada kreativitas, inovasi, dan prestasi.

"Sekarang untuk bisa memajukan harus ada kreativitas, inovasi, prestasi. Tanpa ada inovasi tanpa ada prestasi lalu apa yang dibanggakan," kata Hariyono.

Selain itu, ia juga meminta agar guru-guru yang mengajar tentang Pancasila juga bisa memahami ilmu pengetahuan dan teknologi.

"Selama ini, guru-guru Pancasila seolah-olah ilmu pengetahuan dan teknologi bukan bidangnya, Jangan sampai nanti guru-guru Pancasila seolah-olah tidak nyambung kalau diajak ngomong revolusi industri 4.0 Justru, sebetulnya guru-guru Pancasila itu lah yang membawa bangsa kita ini menjadi bangsa yang maju, adil, dan makmur," tuturnya.

Dalam kegiatan tersebut, Hariyono juga menekankan bahwa kebanggaan nasional selalu terkait dengan Pancasila.

"Kita ambil contoh saja apakah atlet kita kalau ikut lomba bisa menjadikan lagu Indonesia Raya dinyanyikan kalau dia tidak juara. Sekarang bapak ibu coba kemarin (tim sepak bola SEA Games 2019) Indonesia menang 2-0 Thailand kemudian dengan Singapura 2-0. Bapak ibu bangga tidak?," ucap Hariyono kepada peserta kegiatan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, kemenangan Indonesia tersebut bisa menimbulkan suatu kebanggaan nasional. Namun jika kalah, kata dia, kita tetap berusaha untuk tidak mengeluh dan menyerah.

"Ini artinya apa Bapak Ibu ketika kita bicara Pancasila, selalu terkait dengan kebanggaan nasional sehingga walaupun bangsanya kalah kita tetap berusaha untuk menutupi kekurangan kekalahan itu agar kita tidak mengeluh dan menyerah tetapi kita tetap optimis," kata dia.

Ia pun mencontohkan Amerika Serikat yang mengalami kekalahan saat Perang Vietnam.

"Contoh, Amerika itu di Vietnam kalah tetapi kalau lihat film Rambo menang, ini contoh. Bangsa Amerika yang sebesar itu pun tidak memaparkan sejarah apa adanya, dia ingin melihat prospek ke depan," ujar Hariyono.

Demikian juga, kata dia, yang dilakukan Jepang bahwa tidak ada penjajahan melainkan mengembangkan peradaban.

"Jepang juga demikian, di buku-buku teks pelajaran sejarah Jepang, tidak ada Jepang menjajah itu, tidak ada. Yang dilakukan adalah mengembangkan peradaban Jepang," ujar Hariyono.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

18 hari lalu

Ketum Muhammadiyah Haedar Nashir saat diwawancarai tempo di Pesatren Diniyah Puteri Padang Panjang. TEMPO/Fachri Hamzah
Muhammadiyah Beberkan Alasan Tetapkan Idulfitri Lebih Awal

Menurut Haedar, maklumat yang disampaikan Muhammadiyah lebih awal tak bermaksud mendahului pihak tertentu dalam penentuan Idulfitri.


Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

25 hari lalu

Miniatur Toleransi dari Tapanuli Utara

Bupati Nikson Nababan berhasil membangun kerukunan dan persatuan antarumat beragama. Menjadi percontohan toleransi.


Peringkat Solo Merosot Sebagai Kota Paling Toleran, Walkot Susun Perda Toleransi

52 hari lalu

Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka meninjau Taman Balekambang Solo yang baru saja selesai direvitalisasi, pada H-1 pelaksanaan Pemilu 2024, Selasa, 13 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Peringkat Solo Merosot Sebagai Kota Paling Toleran, Walkot Susun Perda Toleransi

Hal itu dilakukan setelah turunnya peringkat Kota Solo sebagai kota paling toleran di Indonesia.


Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

10 Februari 2024

Tradisi tuk panjang dalam menyambut perayaan Imlek yang berlangsung di kawasan Pecinan, Semarang, Kamis (8/2/2024). (ANTARA/Pemkot Semarang)
Uniknya Perayaan Imlek di Semarang, Ada Tradisi Tuk Panjang Simbol Toleransi

Tradisi tuk panjang biasanya dilakukan orang Tionghoa di rumah orang paling tua, tetapi di Semarang dilakukan di jalanan menjelang Imlek.


Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

15 Januari 2024

Calon Wakil Presiden nomor urut 03, Mahfud MD, melakukan ziarah ke makam syarifah Almababah Khadijah atau yang dikenal sebagai Mbah Ratu Ayu di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat 12 Januari 2024. DOK. FOTO/TPN Ganjar-Mahfud
Mahfud Md Bicara Toleransi: Sejak Kecil Orang Indonesia Sudah Biasa dengan Perbedaan

Mahfud Md menyebut sejatinya soal kerukunan, kesamaan kedudukan hukum, antarumat beragama sudah selesai sejak lama.


Mengaku Punya Teman Pendeta, Mahfud Md: Dia Antar Saya ke Masjid

4 Januari 2024

Calon wakil presiden nomor urut 3 Mahfud Md menemui awak media usai berziarah ke makam Mohammad Hatta alias Bung Hatta di Taman Makam Pahlawan Tanah Kusir, Jakarta Selatan, pada Selasa sore, 2 Januari 2024. Tempo/ Adil Al Hasan
Mengaku Punya Teman Pendeta, Mahfud Md: Dia Antar Saya ke Masjid

Mahfud Md membagikan kisah persahabatannya dengan seorang pendeta di Yogyakarta.


Megawati ke Vatikan dan Bertemu Paus Fransiskus, BPIP: Bagian dari Diplomasi Pancasila

20 Desember 2023

Presiden kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri bersama juri Zayed Award 2024 Rabbi Abraham Cooper (kiri), Irina Georgieva Bokova (kedua kiri), Kardinal Leonardo Sandri (kedua kanan), dan Mohamed Abdelsalam (kanan) memberikan keterangan pers usai diterima Paus Fransiskus di Istana Apostolik, Vatikan, Roma, Italia, Senin, 18 Desember 2023. Menurut Megawati, saat ini dewan juri Zayed Award for Human Fraternity 2024 atau Penghargaan Zayed untuk Persaudaraan Manusia 2024 telah melakukan seleksi dan telah masuk ke dalam tahap nominasi sebanyak 30 orang dari seluruh dunia. ANTARA FOTO/Monang Sinaga
Megawati ke Vatikan dan Bertemu Paus Fransiskus, BPIP: Bagian dari Diplomasi Pancasila

BPIP mengatakan kunjungan Megawati Soekarnoputri ke Vatikan dan bertemu Paus Fransiskus adalah bagian dari diplomasi Pancasila.


Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

16 November 2023

Suasana Terowongan Silaturahim yang menghubungkan antara Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral, Senin, 25 Oktober 2021. Terowongan yang dibangun dengan panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2 menelan dana sebesar Rp 37,3 miliar. TEMPO/Syara Putri
Asal-usul Hari Toleransi Internasional yang Diperingati 16 November

Setiap 16 November diperingati sebagai Hari Toleransi Internasional.


Merayakan Keberagaman dan Hak Asasi di Singkawang

20 Oktober 2023

Pembacaan Deklarasi Suara Orang Muda di penutupan Festival HAM, Singkawang Kalimantan Barat, 18 Oktober 2023. TEMPO/ILONA ESTERINA
Merayakan Keberagaman dan Hak Asasi di Singkawang

Festival HAM 2023 digelar di Kota Singkawang, Kalimantan Barat


Megawati Beri Pembinaan Ideologi Pancasila kepada Para Menteri dan Pemangku Kebijakan

13 September 2023

Megawati Beri Pembinaan Ideologi Pancasila kepada Para Menteri dan Pemangku Kebijakan

BPIP berikan Pembinaan Ideologi Pancasila kepada para pemangku kebijakan atau eksekutif melalui program Pembinaan Ideologi Pancasila